Siapa Orang Ile Ape?
Sebagai orang Ile Ape, tentunya pertanyaan semacam ini sangat membutuhkan suatu jawaban. Bagaimana tidak, banyak cerita legenda dan kisah-kisah mitologi Ile Ape sudah banyak di lupakan oleh generasi milenial saat ini. Banyak kisah-kisah mitologi Ile Ape hanya tinggal cerita karna perkembangan teknologi, maka sinetron TV, Vlog di Youtube, Facebook, Chat Whatsapp dan sebagainya telah menggantikan posisi dongeng sebelum tidur saat ini.
Ritual Tula Uran Apun di Puncak Gunung Ile Ape oleh Masyarakat Adat Napaulun: Foto diambil dari FB Bungamuda Capitall B |
Saya mengajak kita sejenak melihat kembali zaman 20 tahun yang lalu dimana saat sebelum tidur orang tua selalu mendongeng cerita mitologi Ile Ape, dan kisah-kisah nenek moyang dalam berburu di hutan. Namun kini hal semacam ini tidak lagi dilakukan oleh orang-orang tua zaman sekarang. Memang ini semua karena perkembangan teknologi dan lunturnya budaya lokal kita.
Anak-anak tidak pernah diajarkan dan di ceritakan kisah-kisah mitologi Ile Ape sehingga akhirnya tumbuh menjadi manusia yang miskin akan nilai budaya lokal Ile Ape. Pelajaran muatan lokal disekolah-sekolah hanya sebatas bercerita mengenai budaya yang ada diseluruh Indonesia dan tidak spesifik pada budaya lokal Ile Ape. Budaya lokal Ile Ape sendiri juga diajarkan hanya sebatas melakukan tari-tarian atau masak masakan lokal sebagai salah satu syarat dalam ujian mata pelajaran muatan lokal.
Maka disaat orang luar menceritakan mitologi yang hampir sama persis dengan mitologi Ile Ape, kita mulai mencari cela untuk mengklaim balik bahwa orang luar telah mengambil kisah mitologi Ile Ape. Fenomena semacam ini telah banyak saya jumpai di sudut-sudut warung kopi. Inilah yang saya sebut dengan "miskin budaya". Berbeda dengan tergerusnya budaya, kenapa? Karena saya melihat milenial Ile Ape sendiri memang tumbuh dengan budaya luar artinya tidak mengenal budaya Ile Ape. Oleh karena itu miskin budaya merupakan kalimat yang pas untuk mengatakan fenomena ini. Miskin budaya merupakan alarm yang secepatnya disadari agar seruan untuk mengenal budaya Ile Ape sendiri bisa memberikan efek kepada milenial Ile Ape untuk tumbuh menjadi manusia Ile Ape yang sesungguhnya. Sedangkan tergerusnya budaya dalam pengertian saya adalah milenial atau orang-orang Ile Ape sendiri yang sudah mengenal budaya namun karena perkembangan zaman, nilai itu kemudian luntur dan perlahan tidak membekas pada dirinya. Saya tidak mempunyai metodologi ilmiah untuk mengatakan ini, namun saya memberikan argumen ini berdasarkan apa yang saya amati dalam kehidupan sosial orang Ile Ape.
Gambaran diatas mendorong saya untuk menulis Mitologi Ile Ape untuk bisa diketahui oleh orang-orang Ile Ape itu sendiri dan sasaran saya adalah kepada milenial Ile Ape yang belum tau mitologi orang Ile Ape. Mitologi ini saya gambarkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya sebagai orang Ile Ape serta bersumber dari orang-orang disekitar kehidupan sosial saya yakni Nobolekan.
************
Kisah mitologi Ile Ape sendiri dimulai dari sini.
Pada zaman dahulu saat langit dan bumi diciptakan, hiduplah seorang wanita di puncak gunung Ile Ape seorang diri. Wanita itu bernama "Peni Utan Lolon" , menurut penuturan bahwa tidak diketahui dari mana persis asalnya. Namun orang-orang mengatakan kalau ia memang ada bersamaan dengan diciptakannya alam ini. Wanita ini menjalani hidup kesehariannya dengan memakan binatang-binatang liar seperti Tokek, Cicak, Ular, Burung, dan sebagainya yang bisa ia dapatkan serta hasil hutan Ile Ape.
Baca Juga: Selamat Datang di Kampung Adat Tradisional Napaulun
Lalu pada suatu hari ada seorang laki-laki yang sedang melaut. Tepatnya di pantai Tuak Wutun, banyak yang beranggapan bahwa lelaki itu dari pulau Adonara tepatnya dari gunung Boleng, namun ada yang juga mengatakan bahwa tidak di ketahui asalnya. Dalam aktivitas melaut nya itu dia melihat asap api yang mengepul di puncak gunung Ile Ape. Lelaki itu bernama "Pehan Koli Wuan" atau ada yang menyebutnya "Boli Basa Lekan" ada juga menyebut sebagai "Boli Bang Gala". Karena rasa penasaran akan kepulan asap api itu, dia kemudian mempersiapkan bekal perjalanannya dan berangkat ke puncak Ile Ape.
Sepanjang perjalanan itu ia dipenuhi dengan rasa penasaran hingga sampai saatnya ia bertemu dengan "Peni Utan Lolon". Keduanya dipenuhi rasa kaget karena ia tidak menyangka bertemu dengan seorang yang satu berbadan penuh bulu dan yang satu tidak. Badan yang penuh bulu itu hanya terlihat mata, telapak kaki dan tangan, serta mulut. Rupa wanita ini seperti seekor orang utan. Karena rasa penasaran yang di miliki oleh "Boli Bang Gala", maka ia memutuskan untuk tinggal malam ini di puncak Ile Ape. Saat malam tiba, Peni Utan Lolon dan Boli Bang Gala saling bertukar makan. Boli Bang Gala menyajikan ikan dan segalah hasil laut yang sudah dimasaknya, sedangkan Peni Utan Lolon menyajikan makanan hasil hutan buruannya seperti Tokek, Cicak dan sebagainya itu. Setelah selesai makan, Peni Utan Lolon melihat Boli Bang Gala meminum minuman yang tidak lazim baginya yaitu tuak atau Aren atau Nira.
Ritual Tula Uran Apun di Puncak Gunung Ile Ape oleh Masyarakat Adat Napaulun: Foto diambil dari FB Bungamuda Capitall B |
Setelah itu Peni Utan Lolon meminumnya dan hasilnya ia mabuk dan tertidur tidak sadarkan diri. Kesempatan ini diambil oleh Boli Bang Gala. Ia mencukur habis bulu-bulunya dan kaget bukan kepalang kalau dihadapannya tadi adalah seorang wanita. Kemudian singkat cerita, mereka menikah dan lahirlah orang-orang suku asli dari Ile Ape seperti Ladopurab dan masih banyak lagi.
Cerita pun berakhir disini.
Ladopurab Nobolekan mengklaim jika mereka berasal dari dalam gunung Ile Ape. Maka besar kemungkinan mereka merupakan salah satu turunan kedua manusia pertama ini.
Selain itu banyak juga suku-suku dibeberapa kampung besar yaitu Lewohala, Lamagute, Tokojaeng, Lamawolo, Napaulun, Lewotolok. Selain itu, ada juga puluhan suku yang menurut ceritanya berasal dari Seram-Ambon menyebut sukunya Nihamaking.
Suku Lagamaking dari Lewotolok merupakan salah satu keturunan asli Ladopurab Lewotolok yang juga berasal dari Metong. Selain itu masih banyak jejak sejarah yang harus di ungkap oleh orang-orang Ile Ape sendiri sebagai budaya yang mahal harganya.
Demikian uraian singkat untuk menjawab Siapa Orang Ile Ape. Jika melihat sejarah mitologi Ile Ape ini, maka kita adalah bagian dari perjalanan Ile Ape oleh nenek moyang kita hingga saat ini. Dan saya mengajak mari melestarikan kisah-kisah mitologi Ile Ape agar tidak lapuk di makan zaman. *NP
Artikel Lain: Mitologi Awalolong: Kisah Anjing dan Tenggelamnya Awalolong