-->

Gading Gajah Dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Nobolekan

advertise here

Belis Gading Gajah Dalam Tradisi Perkawinan Orang Nobolekan

Edittor: Silverius


Pengantar

Tradisi memberikan belis gading gajah dalam perkawinan orang Nobolekan merupakan warisan budaya nenek moyang mereka secara turun temurun. Warisan budaya ini masih lestari hingga saat ini. Namun bukan hanya orang Nobolekan yang ada di Lembata, namun ada beberapa wilayah dalam gugusan kepulauan Solor yakni Adonara, Solor, dan Larantuka menggunakan belis gading gajah dalam tradisi perkawinan. Sehingga dapat dikatakan bahwa orang Nobolekan mempunyai kesamaan tradisi belis gading gajah dalam upacara perkawinan dengan beberapa wilayah gugusan kepualauan solor tersebut.

Bagaimana tidak, secara bahasa, orang Nobolekan juga menggunakan bahasa Lamaholot yaitu bahasa yang digunakan oleh Orang Adonara, Solor, dan Larantuka dalam berkomunikasi sehari-hari. Oleh karena itu orang-orang menyebut orang Nobolekan sebagai orang Lamaholot.

Tradisi belis gading gajah dalam perkawinan orang Nobolekan itu tidak terlepas dari rangkaian upacara yang panjang dan penuh makna. Upacara itu tentunya melibatkan banyak orang dengan tingkatan kedudukan dalam upacara perkawinan orang Nobolekan.

Selain upcara perkawinan dalam keseharian orang Nobolekan juga mempunyai keunikan yaitu ada banyak makna dalam kebiasaan menyadap nira oleh orang Nobolekan.

Upacara Pemberian Belis Gading Gajah dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Nobolekan
Upacara Pemberian Belis Gading Gajah dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Nobolekan

Secara garis besar pemberian belis gading gajah harus di ketahui oleh orang yang memberikan gading gajah sebagai belis itu kepada si penerima yang akan memberikan lagi kepada pihak perempuan. Oleh karena itu, gading gajah dalam tradisi perkawinan orang Nobolekan bukan hanya menyangkut pelunasan belis semata, tetapi harga diri seorang perempuan dan ujian kesungguhan seorang laki-laki Nobolekan.

Nilai Belis Gading Gajah dari Sisi Ekonomi

Saat ini tidak dapat kita ingkari bahwa suatu benda yang langkah dijadikan simbol tradisi oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun tidak mempunyai nilai jual secara ekonomis. Namun sebaliknya akan semakin mahal benda itu dalam kedudukannya sebagai simbol maskawin.

Saat ini, masyarakat Nobolekan secara aturan adat mempunyai patokan ukuran standar tertentu yang telah disepakati. Khususnya untuk masyarakat Ile Ape yang ada di Kabupaten Lembata pada dasarnya mempunyai standar ukuran belis gading gajah yang sama. 

Standar ukuran belis gading gajah itu dalam bahasa masyarakat Nobolekan disebut "Bala Wathe Telhon" kurang lebih jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti "Gading Ukuran Tiga Sarung". Gading ukuran tiga sarung ini jika diuangkan berkisar antara 120 rupiah sapai 150 juta rupiah. Namun, ada beberapa orang yang memberikan informasi bahwa apabila ukurannya lima sarung maka diuangkan bahkan lebih dari 150 juta rupiah dan bisa menyentuh kisaran 250 juta rupiah.

Namun, tujuan utamanya bukan untuk diperdagangkan namun hanya sebagai maskawin.

Makna Belis Gading Gajah

Sampai saat ini, orang Nobolekan masih menjalankan tradisi memberikan belis gading gajah kepada pihak perempuan karna merupakan bentuk penghargaan terhadap perempuan. Dalam bentuk penghargaan itu tersirat makna ungkapan "terima kasih" terhadap orang tua mempelai perempuan dimana mereka telah dengan susah payah melahirkan, mengasuh, dan membesarkannya.

Selain itu, seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa pemberian belis gading gajah oleh laki-laki Nobolekan juga merupakan cara untuk meyakinkan orang tua mempelai perempuan, bahwa mempelai laki-laki benar-benar serius untuk menjadikan anaknya sebagai istrinya. Kenapa bisa begitu? Karena  karena pengorbanan mempelai laki-laki dalam mendapatkan gading gajah itu tidak mudah.

Selain itu, karena sulitnya mendapatkan gading gajah maka, laki-laki yang menjadi mempelai suami mempelai perempuan itu, dengan meyakinkan orang tua mempelai perempuan bahwa perempuan tidak bisa dipermainkan sesuka hatinya. Namun harus menghormati selayaknya ia menghormati orang ibunya.

Kesimpulan

Saat ini masyarakat Nobolekan masih mempertahankan belis gading gajah dalam tradisi perkawinan. Selain itu, gading gajah sebagai belis merupakan simbol penghormatan bagi seorang perempuan dan menggambarkan keseriusan seorang laki-laki.


Semoga Bermanfaat.