-->
  • Jelajahi

    Copyright © NEGERI PAUS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pemerintahan Raja Baololong Kaay 1840-1875 di Kerajaan Bunga Bali-Alor

    NegeriPaus
    30/01/2022, January 30, 2022 WIB Last Updated 2022-02-04T21:45:49Z

    Editor: NPMedia

    Regent-raja Alor, Oemar Watang Nampira, bersama istri, Rubaedah sekitar tahun 1920-an.
    Regent-raja Alor, Oemar Watang Nampira, bersama istri, Rubaedah sekitar tahun 1920-an.


    Salah satu raja yang pernah memimpin kerajaan Bunga Bali si Alor adalah Raja Balolong Kaay.

    Masa pemerintahan Baololong Kaay terhitung lama, sebab ia memerintah dari tahun 1840 sampai 1875 berarti kira-kira 35 tahun.

    Raja Baololong sendiri pada awal masa kepemimpinan itu mempunyai tugas yang berat karena Ia harus mampu menyatukan semua masyarakat dari setiap kampung agar bisa membentuk satu kesatuan kekuatan.

    Hal ini pun telah tergambar dalam syair adat yakni Adang bang airnu (10 kampung Adang), Ail bang tow (3 kampung Islam), Pull bang itito (7 kampung Pura).

    Lalu apa saja sepuluh kampung dalam syair adat itu?

    Sepuluh kampung itu adalah Kabola, Lawahing, Alila, Adang, Oa Mate, Bangpalola, Pitung Bang, Afengmale, Aimoli, dan Anlawining.

    Lalu ail bang tow atau tiga kampung Islam yakni Alor Besar, Alor Kecil, dan Dulolong. 

    Sedangkan tujuh kampung Pura meliputi Lamarahing, Tuabang, Timuabang, Dadibira, Melangwala, Reta, dan Puriabang.

    Menurut penuturan sejarah bahwa wilayah kekuasaan kerajaan Bunga Bali saat itu meliputi wilayah Barat Laut sekarang menjadi Kecamatan Alor Barat Laut, Kecamatan Kabola, dan Kecamatan Pulau Pura.

    Pusat pemerintahan Kerajaan Bunga Bali saat itu adalah di Alor Besar dengan didirikannya keraton atau dalam bahasa lokal disebut Uma Pusung Rebong.

    Secara politik, Raja Baololong Kaay sudah menjalankan komunikasi dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya Taru Amang. Taru Amang berhak mengangkat dan melantik raja apabila seorang raja dari Galiyau Watang Lema wafat. Sehingga dapat dikatakan bahwa Taru Amang mempunyai fungsi serupa MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).

    Kekuasaan majelis itu dipegang oleh Raja Kolana. 

    Raja Baololong Kaay pun menjalin hubungan baik dengan domain disekitarnya yakni Pandai, Baranusa, Balagar, dan Kui karena leluhur mereka Mau Wolang dari Majapahit (Gomang, 2007).

    ***

    Membangun hubungan dengan kerja sama adalah salah satu bentuk politik yang luar biasa.

    Benar saja Raja Baololong  membentuk aliansi Galiyau Watang Lema dimana adanya hukum Bela Baja dengan orang Kalikur (Kedang). Uniknya hukum bela baja ini membebaskan masyarakat dari Galiyau Watang Lema untuk mengamabil apa saja dari Kedang; termasuk mempersunting seorang gadis.

    Mereka juga boleh mengambil barang tanpa harus sepengetahuan pemilik. 

    Tentunya aliansi Galiyau Watang Lema ini bukan satu-satunya, sebab di Flores Timur juga mempunyai aliansi kerajaan yang sangat kuat yaitu Solor Watan Lema.

    Kerajaan Solor Watan Lema ini meliputi Adonara, Solor, dan Lembata.

    Dan Raja Baololong Kaay mempunyai hubungan kerja sama yang baik dengan Kerajaan Solor Watan Lema.

    Politik Raja Baololong Kaay sungguh luar biasa sebab Ia mempunyai peran penting sebagai mediator dalam Perjanjian Lisbon di Sagu (Solor). (Cah)


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pertanian

    +