Bagaimana Manusia Merubah Wajah Alam Ile Ape
Edittor: SilveriusPengantar
Wajah hutan disekitar lereng gunung Ile Ape saat ini apabila kita bandingkan dengan 20 tahun yang lalu terlihat sangat memprihatinkan. Eksploitasi dan kebakaran hutan sungguh menjadi kejadian yang sangat mempengaruhi siklus daur materi secara organik.
Dalam suatu kesempatan Webinar yang diselenggarakan oleh Program Doktor Untag Semarang saat memperingati Hari Lingkungan Sedunia, Prof. Dr. Edy Lisdiyono Dekan Fakultas Hukum Untag Semarang selaku narasumber menggambarkan bahwa hutan Indonesia saat ini berada pada urutan ke lima setelah Negara Brasil pada tahun 2020. Namun, untuk saat ini sangat memprihatinkan. Hutan Indonesia telah mengalami pengurangan yang sangat cepat sehingga menjadikan Indonesia menjadi urutan ke sembilan dengan luas hutan yang tersisa sebesar 88.950 kilometer persegi.
Kekhawatiran saya akan perubahan-perubahan yang terjadi pada vegetasi sekitar kawasan hutan Ile Ape yang semakin signifikan dapat menyebabkan ketidak seimbangan rantai makanan. Saya berpendapat bahwa penyumbang pengrusakan hutan ini akibat dari aktivitas penduduk yang melakukan penebangan dan cara pengambilan hasil hutan dengan menebas habis sumber daya hutan tanpa memikirkan suatu ekosistem hutan yang berkelanjutan.
Dampak Banjir Bandang Akibat dari Badai Siklon Tropis Seroja Di Desa Waimatan, Kabupaten Lembata pada Bulan April 2021 |
Saya tidak sependapat dengan suatu pendekatan teologis pada ilmu bumi yang dianut oleh aliran environmentalism, yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif. Karena bagi saya manusia adalah suatu kekuatan yang berubah-ubah atau dengan kata lain dinamis. Manusia dalam kehidupan sehari-hari demi memenuhi kebutuhan hidupnya sering tidak memperhitungkan akan hari esok, sehingga hal ini dapat menggambarkan suatu keadaan lingkungan yang menjadi musuh manusia.
George P. Marsh, penulis buku Man and Nature; or Physical Geography as Modified by Human Action tahun 1864 membuktikan bahwa manusia adalah suatu makhluk yang bebas merdeka yang bertindak sendiri atas alam. Manusia merasa yang paling menguasai bumi karena ilmu pengetahuan yang diperoleh dia mampu memperbaiki daya hasil tanah, melakukan pengembangan spesies baru dan sebagainya. Tetapi tidak pernah menyadari akan sifat ketamakannya.
Wajah Alam dari Sudut Pandang Ilmu
Saya sependapat dengan Sauer yang merumuskan suatu penjelasan bahwa wajah alam budaya dibentuk dari wajah alam asli oleh suatu komunitas budaya. Maksudnya adalah wajah alam asli merupakan keseluruhan unsur pembentuk yaitu kesuburan tanah alami, kontur permukaan bumi, iklim ekosistem flora dan fauna yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar unsur. Ketika wajah alam asli ini di kelolah oleh manusia maka tercipta wajah alam budaya.
Pengaruh Aktivitas Manusia Terhadap Wajah Alam di Sekitar Lereng Ile Ape
Istimewa |
Kebiasaan penduduk yang mengambil bahan keras untuk membangun infrastruktur merupakan hal yang lazim dilakukan. Namun, masalah besar akan terjadi apa bila tidak diimbangi dengan penanaman kembali tanaman pengganti.
Seandainya masyarakat mempunyai kesadaran seperti kakek Sadiman seorang yang dianggap gila lantaran setiap hari menanam tanaman di Bukit Gendol dan Ampyangan. Maka saya yakin bahwa wilayah hutan lereng gunung Ile Ape akan hijau dan erosi dapat ditekan. Dari cerita kakek Sadiman ini, kita diberikan suatu bukti betapa pentingnya kesadaran menanam kembali hutan gundul itu.
Hutan kawasan lereng gunung Ile Ape sangat rentan terhadap kebakaran. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas gunung Ile Ape yang fluktuatif dan kadang mengeluarkan lava pijar. Sudah barang tentu kita tidak bisa menghentikan kejadian alam ini. Namun, melihat Tipe gunung Ile Ape yang Strombolian ini, gunung Ile Ape mempunyai tekanan gas rendah dengan keadaan lava yang cair benar, serta kedalaman dapur magma yang sangat dangkal. Kita bisa melakukan suatu kegiatan reboisasi dimulai dari pinggir kampung yang dekat dengan jangkauan warga. Sehingga apabila terjadi kebakaran akibat aktivitas gunung ini maka kawasan hutan yang dapat diselamatkan adalah yang berada didekat perumahan, sebab pasti wilayah yang terbakar lebih dahulu adalah di sekitar kawah.
Namun akibat buruk yang ditimbulkan manusia semakin besar dengan adanya cara bertani ladang bakar bertukar menjadi kombinasi antara ladang bakar dan pertanian sistem nomaden. Pengrusakan habitat fauna dan penebangan liar serta pengambilan hasil hutan semakin tidak terkontrol.
Salah satu kearifan lokal yang masih saya temui 10 tahun yang lalu yang patut di pertahankan adalah menanam kembali ubi manusia. Jadi ketika mereka menggali dan mengambil Ubi manusia setelah itu pastinya beberapa potong ubi akan disisihkan untuk di tanam kembali.
Hal ini sudah tidak lagi ditemui untuk saat ini. Eksploitasi yang membabi buta akan menghilangkan salah satu spesies ubi manusia yang empuk dan enak ini. Oleh karena itu kearifan lokal ini patut kita lestarikan agar anak cucu kita bisa menikmati hasil alam ini.
Selain itu, alam juga akan kembali menghukum kita berdasarkan kepercayaan nenek moyang Ile Ape. Sehingga kesadaran akan suatu ekosistem hutan yang berkelanjutan harus bisa ditingkatkan agar bisa terciptanya wajah asli dan wajah budaya hutan yang ramah manusia. Mulai dari kesadaran-kesadaran kecil ini kita bisa wujudkan wajah alam Ile Ape asli yang berbudaya.