-->

Welcome To Traditional Village Of Napaulun

advertise here

Gambar Rumah Adat Napaulun
Gambar Rumah Adat Napaulun/Gambar: FB: Arddi Mathsadow

Editor: Silverius

Negeri Paus - Terkesan?, Yah..! Memang. Anda akan merasakan sensasi Eksotis ketika tiba di Kampung Tradisional Napaulun.

Kampung yang terletak jauh dari perkampungan moderen ini merupakan salah satu warisan budaya etnis suku Lamaholot, salah satu suku besar di Flores dan Sekitarnya.

Perkampungan tradisional ini tepatnya berada di wilayah administratif desa Bungamuda, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Namun untuk masyarakat adatnya sendiri tersebar di dua desa yaitu Desa Napasabok dan Desa Bungamuda.

Gambar Rumah Adat Suku Lamanuk, Napaulun/ Dok/Negeri Paus
Gambar Rumah Adat Suku Lamanuk, Napaulun/ Dok/Negeri Paus

Letak kampung tradisional Napaulun ini lumayan jauh dari pusat kota yakni 25,7 km ke arah Timur dengan waktu tempuh 52 menit berdasrkan ukuran GPS. 

Jika anda sampai di tempat ini, anda akan sampai di suatu wilayah magis dimana di wilayah sebelum masuk ke perkampungan tradisional ini anda akan melewatinya. Tidak diperkenankan siapapun baik masyarakat adat sendiri untuk mengambil hasil hutan diwilayah ini, karena wilayah ini adalah wilayah terlarang (hutan lindung). Ada alasan lain kenapa hutan ini terlarang, tetapi anda akan mendapat jawabannya ketika anda mengunjungi tempat ini pada bulan Agustus pada acara pesta Kacang (Utan Onen). Wilayah itu namanya dalam bahasa orang Napaulun adalah "Niwak". 

Ritual Bao  Loloken/Dok/Napaulun/Negeri Paus
Ritual Bao  Loloken/Dok/Napaulun/Negeri Paus


*******

Cerita Kunjungan Saya

Welcome to Traditional Village Of Napaulun,  kalimat ini menggambarkan rasa puas saya yang sangat luar biasa ketika sampai di tempat ini. 

Sebelumnya saya pernah ke Desa Bungamuda, namun tidak pernah singgahi perkampungan tradisional ini. Maka ini kesempatan luar biasa bisa sampai di kampung adat tradisional ini. 

Ketika saya melayangkan pandangan ke wajah perkampungan dari bawah, nampak wajah perkampungan yang bertingkat-tingkat laksana tangga. 

Terlihat batu yang disusun sangat rapih layaknya suatu fondasi untuk menopang rumah-rumah adat tradisional. Batu  yang disusun rapih itu dalam bahasa masyarakat setempat di sebut "Biko". 

Luar Biasa Indah.! Panorama kampung dengan pemandangan laut lepas yang tersapu cahaya matahari pagi. Tampaklah nuansa alam khas kampung tradisional yang dihiasi dengan warna cokelat kekuningan cahaya matahari dari puncak gunung Ile Ape. 

Senja di Desa Bungamuda-Nobolekan (Masyarakat adat Napaulun)/Dok Negeri Paus
Menikmati Matahari Senja di Desa Bungamuda-Nobolekan (Masyarakat adat Napaulun)/Dok Negeri Paus

Selain itu, atap dari daun kelapa dan daun lontar yang di anyam berpadu menghiasi pemandangan dengan rimbun hijaunya pepohonan yang menjulang tinggi menambah kesan sakral didalamnya.

Baca Juga: 12 Desember 1992 Kejadian Dahsyat di Ende, Sikka, Ngada, dan Flores Timur

"It's really symbol of beauty, and magic" , gumamku dalam hati. Kata ku sambil megajak mereka menuruni tangga-tangga batu menuju "Namang". "Beginilah cara nenek moyang kami membangun kampung adat Napaulun. Sesuai dengan tempat dan tanah yang ada di atas perbukitan berbatu".

Rumah adat di kampung adat tradisional Napaulun merupakan peninggalan nenek moyang yang keasliannya masih dipertahankan hingga kini.

Bahan yang digunakan untuk mendirikan satu rumah adat tentunya jauh dari kata modern. Orisinalitasnya tersaji jelas dari gaya bangunannya yang khas Napaulun.

Ada juga rumah khusus di tepi atas "Namang" berbentuk seperti panggung dengan tiang penyangga yang kokoh tidak berdinding namun ada istilah masyarakat menyebutkan "Be Lereng" , digunakan daun kelapa yang di buat rapih untuk membatasi pemandangan dalam rumah itu. Dan rumah itu di sebut "Taran Wanan"  yang sangat mengandung nilai magis.

Pada tempat ini kita akan menjumpai sebidang tanah datar dengan satu batu di tengahnya, yang digunakan untuk musyawarah para tua-tua adat, juga tempat pembuatan ritual-ritual adat lainnya, tempat itu adalah "Namang".

Ritual Pao Ile (Gunung) Oleh para tetua adat. Tampak Kapitang Dulhin /(baju Putih), dan seorang lainnya sedang memotong hewan Kurban untuk dipersembahkan kepada Leluhur dan Ile Ape (Gunung)

Ada banyak cerita adat mengenai tempat ini, namun jika dituliskan disini agaknya terlalu banyak yang harus di rujuk sebagai sumber dari para tua adat dari kampung tradisional Napaulun ini. Sebab banyak tempat dalam bahasa daerah mereka yang sulit di artikan dalam bahasa Indonesia.  Sehingga pengalaman saya hanya menggambarkan bagaimana Kampung Tradisional ini. 

Setiap rumah adat bagi orang Napaulun merupakan simbol adat yang mengikat dan tetap dijunjung tinggi sebagai sebuah pertautan antara anak cucu yang masih hidup dengan leluhur nenek moyang serta alam sekitar.

Segalah tingkah laku kita akan selalu diperhatikan oleh Lera Wulan, Tanah Ekan dan leluhur. Oleh karena itu, hidup harmonis dengan pencipta, sesama dan alam adalah suatu syarat agar berkat terus mengalir bagi kita.

Tula Uran
Persiapan Ritul Adat/dok/ Negeri Paus

Dari kekhasan Napaulun ini banyak orang telah belajar dari sini dan disini orang dapat mengenal dan belajar tentang tradisi etnis Napaulun, seperti upacara adat Utan Onen dan permainan Uay serta tarian hamang/oha. Dari sudut pandang pariwisata, Kampung Tradisional Napaulun layak menjadi destinasi wisata budaya. (Jeno, Kupang/Foto dari Negeri Paus).


Artikel Lainnya: 12 Desember 1992 Kejadian Dahsyat di Ende, Sikka, Ngada, dan Flores Timur