-->

Puisi Aku Mencintaimu

advertise here

Puisi 1

Aku Mencintaimu


Seperti bunga mencintai keharumannya
Seperti hujan mencintai titisan airnya
Seperti bulan mencintai langit malamnya
Seperti matahari yang mencintai cahayanya
Jantung ini takan pernah berdetak selamanya
Tapi jika Tuhan mengizinkan
Selama jantungku berdetak
Izinkan mencintaimu dalam ketulusan

Puisi Aku mencintaimu
Puisi Aku Mencintaimu


Aku mencintaimu
bukan karena aku ingin memiliki apa yang ada didirimu
hanya ingin melihatmu tersenyum
melukis rasa bahagia disetiap titian hidupmu


Aku mencintaimu
bukan karena aku kagum pada dirimu
hanya ingin membuatmu sempurna
meski aku tak bernah bisa sempurna


Aku mencintaimu
bukan kemarin atau saat ini
tapi percayalah,
kemarin, kini dan nanti
adalah saat - saat dimana aku kan terus mencintaimu
seperti hujan mencintai titisan airnya
seperti bulan mencintai langit malamnya
seperti matahari yang mencintai cahayanya
jantung ini takkn pernah berdetak selamanya
tapi jika Tuhan mengizinkan
selama jantungku berdetak
izinkan mencintaimu dalam ketulusan


Aku mencintaimu
bukan karena aku ingin memiliki apa yang ada di dirimu
hanya ingin melihatmu tersenyum
melukis rasa bahagia disetiap titian hidupmu


Aku mencintaimu
bukan karena aku kagum pada dirimu
hanya ingin membuatmu sempurna
meskipon aku tak pernah bisa sempurna


Aku mencintaimu
bukan kemarin atau saat ini
tapi percayalah,
kemarin, kini dan nanti
adalah saat - saat dimana aku kan terus mencintaimu
Dan akan menyayangimu sampai ke syurga...


Aku mencintaimu 
Sepenuh hatiku
Aku tak rela kehilanganmu...


Puisi 2


Ciuman Pertama

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.

Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati

dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.

Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.

Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.

Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.

Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin

mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan

panjang dan rintihan manis nan lirih.

Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang

dan mata dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah

delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di

ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama

yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.