Aku Mencintaimu
Seperti hujan mencintai titisan airnya
Seperti bulan mencintai langit malamnya
Seperti matahari yang mencintai cahayanya
Jantung ini takan pernah berdetak selamanya
Tapi jika Tuhan mengizinkan
Selama jantungku berdetak
Izinkan mencintaimu dalam ketulusan
Puisi Aku Mencintaimu |
Aku mencintaimu
bukan karena aku ingin memiliki apa yang ada didirimu
hanya ingin melihatmu tersenyum
melukis rasa bahagia disetiap titian hidupmu
Aku mencintaimu
bukan karena aku kagum pada dirimu
hanya ingin membuatmu sempurna
meski aku tak bernah bisa sempurna
Aku mencintaimu
bukan kemarin atau saat ini
tapi percayalah,
kemarin, kini dan nanti
adalah saat - saat dimana aku kan terus mencintaimu
seperti hujan mencintai titisan airnya
seperti bulan mencintai langit malamnya
seperti matahari yang mencintai cahayanya
jantung ini takkn pernah berdetak selamanya
tapi jika Tuhan mengizinkan
selama jantungku berdetak
izinkan mencintaimu dalam ketulusan
Aku mencintaimu
bukan karena aku ingin memiliki apa yang ada di dirimu
hanya ingin melihatmu tersenyum
melukis rasa bahagia disetiap titian hidupmu
Aku mencintaimu
bukan karena aku kagum pada dirimu
hanya ingin membuatmu sempurna
meskipon aku tak pernah bisa sempurna
Aku mencintaimu
bukan kemarin atau saat ini
tapi percayalah,
kemarin, kini dan nanti
adalah saat - saat dimana aku kan terus mencintaimu
Dan akan menyayangimu sampai ke syurga...
Aku mencintaimu
Sepenuh hatiku
Aku tak rela kehilanganmu...
Puisi 2
Ciuman Pertama
Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati
dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin
mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan
panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang
dan mata dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah
delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di
ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama
yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.