Tane Selendang (Menenun Selendang)
Negeripaus.blogspot.com - Saat ini kegiatan menenun selendang sangat jarang ditemui. Pasalnya wanita yang bisa membuat selendang ini sudah sangat sedikit, ada yang sudah berumur tua, ada juga yang muda. Namun, sangat jarang ditemui untuk saat ini.
Kerajinan membuat selendang ini dalam aktivitas sehari-hari wanita Lamaholot pada zaman dahulu merupakan salah satu kegiatan yang wajib diketahui oleh mereka (wanita). Sebab seorang wanita yang bisa membuat selendang ataupun sarung sendiri dinilai sebagai seorang wanita yang rajin dan tekun.
Gambar: Terlihat Seorang Ibu Lamaholot Sedang Menenun Selendang |
Saat ini sudah sangat sedikit kita temui hal seperti ini. Perkembangan dunia dan teknologi telah menggerus budaya menenun selendang dan sarung (wathek).
Sebenarnya tidak ada syarat khusus untuk pemakaian selendang. Namun, pemakaian selendang harus juga serasi dengan kwatek atau sarung yang dikenakannya.
Dalam tradisi dan budaya Lamaholot, sarung yang dikenakan oleh seorang pria disebut Nowing. Kebiasaan beberapa daerah di Lamaholot, Nowing digunakan serta dengan selendang.
Selendangnya memang tidak ada syarat khusus, namun seperti yang di ketahui bahwa motif pada Nowing sama dengan selendang yang di pakai.
Sedangkan untuk sarung perempuan atau disebut kwatek, memang selalu sama motifnya dengan selendang.
Baca Juga: RajanDon Alexius Expor Kain Tenun
Namun, untuk Nowing yang sering dipakai dapat kita lihat pada bagian bawahnya. Perhatikan Gambar Berikut.
Gambar: Seorang Pemuda Mengenakan Nowing |
Jika dilihat pada bagian bawah maka terdapat warna Ungu, Setelahnya adalah warna Hitam dan selanjutnya warna biru.
Selendang yang digunakanpun sama, yakni mengikuti warna seperti pada nowing.