Rumah pastoran lama di Lamalera/ dok/ seratus Tahun Gereja Katholik Lembata |
Negeri Paus - Pada waktu para peter Dominikan meninggalkan flores karena wilayah portugis di kuasai Belanda, maka datanglah era baru bagi Flores.
Era baru itu diisi oleh para pater dari serikat Yesus atau Yesuit.
Mereka menumbuhkan dengan subur ajaran katholik di tanah Flores, dengan itu maka saat ini kita boleh mengenal suatu istilah Flores-missie.
Besarlah jasa mereka dalam karya misi ini oleh para serikat Yesuit.
Kemajuan di tanah Flores sangat dirasakan ketika Pastor Metz SY datang.
Dengan bertumbuhnya iman umat itu maka boleh kita menaruh penghargaan bagi Pastor Metz SY yang menjadi pastor di Larantuka dari tahun 1863 sampai tahun 1879.
Perkembangan selanjutnya yakni menjadikan Larantuka sebagai stasi pusat dan basis karya misi pater-pater Yesuit.
Dari sinilah dimulai dengan datangnya 6 suster pada bulan April tahun 1879 ke larantuka.
Suster-suster itu merupakan suster dari kongregasi Fransiskanes dari Heythuizen.
Semua ini berkat upaya dari Pater Metz SY.
Jadi sebenarnya bukan hanya melayani di Larantuka, namun para imam dan suster ini melayani umat mulai dari Maumere, umat di Pulau Timor, sampai ke Maluku, Ambon, Manado dan Ujung Pandang.
Beberapa catatan memberikan titik penjelasan bahwa di Wure merupakan salah satu stasi yang ada di wilayah kerja misi yang sangat rutin dikunjungi oleh mereka.
Berarti penginjilan telah masuk ke pulau Adonara.
Sedangkan di pulau Lomblen sendiri dalam kurun waktu 40 tahun para putra-putra Santo Ignatius itu telah meletakan dasar yang kuat bagi gereja di Lomblen.