INSPIRASI HARI INI PEKAN BIASA XXIV Minggu, 11 September 2022
Kasih Dan Kerahiman Allah
Bacaan I : Kel 32:7-11,13-14
Bacaan II : 1Tim 1:12-17
Injil : Luk 15:1-32 (15:1-10)
¤ Dalam bacaan pertama, nampak dengan jelas kasih dan kerahiman Allah kepada manusia yang berdosa, yang berpaling dari Dia. Walaupun manusia berdosa, tapi Allah selalu penuh kasih dan dengan kerahiman-Nya yang tak terbatas, Allah mengampuni manusia yang berdosa. Allah membatalkan rancangan-Nya yang akan membinasakan bangsa Israel. Komunikasi Musa dengan Allah, di mana Musa mengingatkan perjanjian Allah dengan para leluhur, Abraham, Ishak dan Israel, membuat Allah menyesal atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas Israel. Allah setia pada perjanjian-Nya dan penuh kasih dan kerahiman kepada manusia. Ada ketegangan antara murka dan belas kasih, kerahiman Allah. Tapi akhirnya memang kasih dan kerahiman yang berbicara, dan kasih Allah itu tak dibiarkan mandul dan tak berdaya terhadap kegagalan manusia. Allah tidak pernah kehabisan fantasi untuk mencintai manusia, walau manusia terus jatuh ke dalam dosa. Point penting lain dari bacaan pertama adalah seperti Musa yang berdoa memohon kasih dan kerahiman Allah, demikian juga kita, doa permohonan kita harus berlandaskan kehendak Allah, bukan keinginan manusiawi kita semata.
¤ Allah mau dan bisa dikenal karena belas kasih-Nya kepada mereka yang sebenarnya tidak pantas. Belas kasih dan kerahiman merupakan sifat Allah yang utama. St. Paulus merefleksikan belas kasih dan kerahiman Allah itu dalam surat kepada Timotius: "Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan kepadaku-aku yang tadinya seorang penghujat..." Walaupun kita tidak pantas, tapi belas kasih dan kerahiman Allah-lah yang memampukan kita menjalani hidup dan pelayanan ini. Dan tugas kita para murid Yesus adalah melanjutkan belas kasih dan kerahiman Allah itu kepada sesama kita.
¤ Gagasan tentang belas kasih dan kerahiman Allah yang Mahaluas dan tanpa batas, dilukiskan Yesus melalui tiga perumpamaan tentang kehilangan: Kisah domba yang hilang, dirham yang hilang dan anak yang hilang. Ada tema yang sama, yaitu kasih yang menggerakkan guna mencari dan menemukan yang hilang. Yang satu, kecil dan kelihatan tak berarti tidak bisa dibiarkan hilang begitu saja, tapi mesti dicari sampai dapat. Kalau ditemukan akan ada sukacita yang besar, karena yang hilang itu ditemukan kembali.
¤ Terkait dengan perumpamaan Anak yang hilang, ada dimensi lain yang mesti mendapat tekanan. Pertama, kasih dan kedahiman Allah yang begitu besar yang dengan penuh kerinduan menantikan anak yang hilang kembali, dan dengan sukacita dan penuh belas kasih dan kerahiman menerima kembali anak yang hilang. Kedua, mesti ada perubahan sikap, penyesalan dan pertobatan dalam diri anak yang hilang. Mesti ada kesadaran bahwa kita telah pergi meninggalkan "rumah kasih dan hati Allah yang penuh kerahiman." Mesti dibangun niat untuk kembali, pulang ke dalam pelukan kasih Allah, kembali ke dalam rumah penuh kasih. Cara berpikir manusia berbeda dengan cara berpikir Allah. Uluran belas kasih dan kerahiman Allah sangat nampak dalam hidup kita. Allah membenci dosa manusia, tapi sekaligus cinta-Nya bernyala-nyala untuk membebaskan manusia dari dosanya.
¤ Tugas kita adalah mewartakan kasih dan kerahiman Allah melalui tindakan nyata. Kita mesti juga siap menerima semua orang dengan penuh kasih. Dengan hati yang penuh kasih, kita berjuang mencari dan menemukan yang hilang dan tersesat dan dengan penuh kasih mengampuni sesama yang bersalah kepada kita. Kita diajak memiliki hati seperti hati Bapa yang penuh kasih dan kerahiman. Selain itu, kita juga diajak untuk menyadari dosa dan kelemahan kita dan membangun niat untuk kembali ke dalam pelukan kasih Allah.
Selamat pagi dan selamat berhari minggu.
Salam dan doa berkatku.
RD. Pey Hurint