-->

Riwayat Oga Ngole Raja Kerajaan Nage (Boawae)

advertise here
Saudara Laki laki Raja Boawae Dengan Pakaian Adat/Pesta .-, Tahun : 1915 - 1940, sumber : Museum Nasional Kebudayaan Dunia

Saudara Laki laki Raja Boawae Dengan Pakaian Adat/Pesta .-, Tahun : 1915 - 1940, sumber : Museum Nasional Kebudayaan Dunia


Negeri Paus -- Raja Oga Ngole adalah salah satu raja Kerajaan Nage yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia. 

Wilayah Nusa Tenggara Timur sendiri khususnya wilayah Kerajaan Nage, Oga Ngole sangat dikenal sebagai raja yang sangat terbuka menerima orang asing. 

Sehingga dengan sikap yang mulia itu, Katolik dapat berkembang dengan baik di daerah Boawae. 

Oga Ngole merupakan keturunan bangsawan yang sangat terkenal di wilayah Nage. Ayah Oga Ngole berasal dari suku Deu yaitu Dapa Gu dan ibunya juga merupakan keturunan bangsawan dari Ebu Sekke Liu yaitu Ine ngole Mola. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Oga Ngole merupakan bangsawan Suku Deu. 

Oga Ngole diriwayatkan sebagai seorang yang sangat lihai berburu di hutan sehingga tidak mengherankan untuk segalah taktik gerilyanya ia dapat memerangi Belanda. 


Pada tahun 1916 sampai dengan 1917 menjadi bukti seorang Roga Ngole melakukan perlawanan kepada Belanda namun pada akhirnya Kerajaan Nage dapat ditaklukan Belanda.

Kerajaan Nage sendiri sebelumnya merupakan kerajaan dengan konsep pembagian wilayah tanah sehingga di Flores sendiri terdiri dari 27 bagian. 

Konsep wilayah tanah tersebut dikenal dalam bahasa Belanda dengan nama Zelfbestuur Landschap. 

Sehingga pada tahun 1917 Kerajaan Nage terkenal sebagai kerajaan yang berbentuk Zelfbestuur Landschap. Kerajaan Nage sendiri mendapat legalitas dari pemerintah Hindia-Belanda pada 28 November 1917 yang tertuang dalam dokumen Korte Verklaring, No.57. 

Korte Verklaring yang sah diabaikan dan akhirnya dengan keputusan 3 Agustus 1918 No.5477/15  diberlakukan, maka Oga Ngole mulai menjalani tugas kepemimpinannya di Nage sesuai dengan kebijakan Belanda. 

Selama 10 tahun Oga Ngole menjalankan pemerintahannya pada Kerajaan Nage dan akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 di Rumah Sakit Ende Sang Raja kembali ke pangkuan yang Kuasa karena mengalami sakit, digantikan dengan anaknya Yosef Djuwa Dobe Ngole (Rema dkk, 2020).

Oga Ngole sendiri memiliki tiga orang saudari yaitu Ine Awi Ngole, Ine To Ngole, dan Ine Doa Ngole.

Sedangkan untuk tahun kelahiran Oga Ngole sendiri tidak dapat dipastikan karena tidak ada catatan mengenai itu.


Namun dapat diketahui bahwa ia mempunyai sebelas orang anak dari lima orang istri.
Anak-anak Oga Ngole sendiri terdiri dari Ame Teda Sada, Ame Gogo, Ine Dede Meze, Ine Buju Idi, Bapak Yosef Djuwa Dobe Ngole, Ine Ngoe Meze, Ine Nuba Ede, Ajo Bupu, Kornelis Kota Kile, Hendrikus Watu Mite, dan Anastasia Ia Mite.

Dalam pemerintahan Oga Ngole, pendidikan dan agama Katolik sudah diterima dengan baik oleh Raja Oga Ngole, sehingga sudah ada rakyat yang sekolah dan dipermandikan. (Cah/)