-->

Masuknya Agama Katolik di Boawae

advertise here
Gereja Paroki Boawae:
Gereja Paroki Boawae: (Gambar Hanya Pemanis)

Negeri Paus - Sejarah panjang perjalanan misionaris Dominikan dalam menyebarkan agama Katolik telah terdokumentasi secara baik pada berbagai catatan sejarah baik di Flores (Sikka dan Larantuka) maupun di Timor. 

Kedua wilayah ini merupakan awal mula basis penyebaran Agama Katolik oleh para Pater Dominikan. 

Para pater Dominikan dikemudian hari harus angkat kaki dari kedua wilayah ini dan digantikan dengan serikat Jesuit. 

Sama halnya dengan Dominikan, Ordo Jesuit pun meninggalkan karya besar di Timor, Sabu, Sumba, Rote, Flores dan wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya. 

Dan sampailah pada periode masuknya Serikat Sabda Allah (SVD) di tanah FLobamora. 

Salah satu tokoh yang penting dalam penyebaran agama Katolik di FLores khususnya di Boawae adalah Mgr. Noyen SVD. 


Dari catatan sejarah dapat diketahui bahwa pada saat itu ditunjuklah Pater Piet Noyen SVD sebagai pemimpin untuk wilayah misi Indonesia Timur yakni di Pulau Timor dan Sumba.

Kisah singkat Mgr. Noyen SVD, dimulai sejak ia tiba di Batavia pada 4 Januari 1913 dan menyempatkan diri bertemu Pater Luypen SJ, Vikaris Apostolik Batavia. 

Setelah itu Pater Piet Noyen SVD kemudian berangkat dari Surabaya ke Kepulauan Timor pada 12 Januari 1913, dan tiba di Kupang pada 18 Januari. 

Lalu Pater Piet Noyen SVD melanjutkan perjalanan hingga pada tanggal 20 Januari 1913 ia tiba di Pelabuhan Atapupu, Pulau Timor dan pada saat yang sama P. Vander Putten, SY meninggalkan Timor.

Tepat pada tanggal 21 Juli 1914 Pater Jesuit ditarik satu per satu dari wilayah FLores karena digantikan oleh para misionaris Serikat Sabda Allah (SVD).

Hingga saatnya pada tanggal 17 Oktober 1915, satu tahun setelah pernyataan yang ditandatangani oleh pater Engbers SJ pada 21 Juli 1914 untuk menyerahkan wilayah misi dari Jesuit ke SVD, Mgr. Noyen berlayar menggunakan kapal dari Ende menuju Aimere.

Ketika beliau tiba di Aimere, menurut catatan bahwa ada 28 anak yang sudah siap untuk dibaptis oleh para guru dari Sekolah Katolik disitu. 

Oleh karena itu Mgr. Noyen SVD, lalu berangkat menuju Boawae menyinggahi Bajawa. 

Setibanya di Boawae ia membaptis setidaknya 10 orang anak yang telah dipersiapka dan telah dilakukan pengajaran agama Katolik oleh guru-guru SRK Boawae.

Menurut daftar Buku Induk Paroki Boawae, anak-anak yang dibaptis oleh Mgr. Noyen SVD dapat kita ketahui berikut: Melkhior Baru asal Boawae, Katharina Ngoe Meze (putri Oga Ngole), Maria Margaretha Buju (putri Oga Ngole), Ignatius Tangi asal Djowolo, Anton Bata Mude, Fransiskus Muga asal Djowolo, Yakobus Dala asal Wolobidi, Yohanes Dai asal Wolobidi, Fransiskus Wae Mala asal Wolobidi, Yosef Djuwa Dobe Ngole yang dipermandikan pada tanggal 13 Agustus 1916.

Dari sinilah peletakan iman Katolik di Boawae dapat dibuktikan dengan berdirinya Paroki St. Fransiskus X. Boawae pada tahun 1915.