-->

Mengenal Santo Joseph Freinademetz

advertise here
Santo Joseph Freinademetz
Santo Joseph Freinademetz


Editor: Silverius

Santo Joseph lahir di kota Abtei, dekat dengan Badia, tepatnya di Selatan Tyrol, Austria, pada tanggal 15 April 1852. Santo Joseph merupakan anak ke-4 dari 13 bersaudara dari ayah Giovanmattia dan ibu Anna Maria.

Di Seminari Diosesan Brixen santo Joseph belajar mengenai teologi dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 25 Juli 1875. Ia kemudian di tempatkan di komunitas San Martino.

Baca Juga: 11 Oktober 1989 Paus John Paul II Ke Ledalero-Ada apa di Maumere?

Waktu berlalu hingga tiga tahun ia di komunitas San Martino ini, ia kemudia merasakan ada panggilan untuk menjadi misionaris. Santo Joseph kemudian mencari informasi dan menghubungi pendiri Serikat Sabda Allah (SVD) Arnold Janssen. 

Serikat Sabda Allah (SVD) yang merupakan sebuah kongregasi misi saat itu berpusat di Steyl, Belanda. Santo Joseph kemudian berpindah ke Steyl pada bulan Agustus 1878 setelah mendapat izi dari orang tuannya dan uskupnya. Ia di ajarkan banyak hal, juga ditempa menjadi seorang misionaris. 

Karena niat dan tekatnya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia, santo kemudian meninggalkan Tyrol dan pergi ke negara dengan penduduk terbanyak di dunia saat ini yakni Cina pada tahun 1879. Santo Joseph dan J.B. von Anzer tercatat sebagai misionaris SVD pertama saat itu. 

Ia pun mulai misinya di Hongkong, namun beberapa saat kemudian Santo Joseph di pindahkan ke Shantung bagian Selatan. Terbilang sedikit jumlah penduduk yang memeluk agama katolik saat itu. Dapat kita ketahui dari catatan-catatan mengenai santo Joseph bahwa pada sat itu ada 158 orang yang telah menjadi katolik dari 12.000 orang.

Baca Juga: Era Baru Pater Metz ke Flores

Tahun 1886 sampai 1900, sampai dengan tahun 1903-1908, Santo Joseph diangkat menjadi Proviciar Misi. Yang sangat diprioritaskan oleh ia adalah kegiatan katekese dan melatih katekis. 

Santo Joseph kemudian mendirikan rumah pusat di Taikia. Santo joseph sendiri adalah seorang pendoa, maka ia meyakini bahwa melalui kekuatan doa, misi di Cina ini akan berhasil. 

Periode-periode sulit dilaluinya seperti saat pemberontakan Boxer, dan ia pun tidak gentar dengan sakit penyakit serta ancaman yang datang.

Orang kristen Cina mengatakan, "Dia itu seperti Confusius. Segalah sesuatu tentang dia itu baik, sempurna, bersahabat, sederhana, dan rendah hati."

Santo Joseph sendiri wafat pada tanggal 28 Januari 1908 karena sakit tifus. Sakit tifus ini dideritnya karena terjangkit dari orang-orang sakit tifus yang ia rawat saat itu. 

Santo meninggalkan umat katolik misi SVD di Shantung sebanyak 45.000 orang hampir sama dengan banyaknya orang yang akan dibaptis. Tahun 1975, Santo Joseph diberi gelar Beato oleh Paus Pius  VI dan pada 5 Oktober 2003, bersama Arnold Janssen, ia digelarkan Santo.

Artikel Lainnya: Mengenang Pastor Yosef Hoeberechts SY, Peletak Dasar Pendidikan Lembata