Selamat Malam Sunyi
|
Dok Negeri Paus |
Elina Devi
Kepada yang terhening ; Bintang etnik dari Barat, di Pembaringan.
Disini, lelah telah memejamkan mata ku dan menyeret pada sunyi yang terdalam. Saat itu, bayangmu hadir dalam satu sajak epik.
Walau enggan ku tak mau hadirkan itu, namun diam memasung aku pada ujung tiang Kota tua.
Belum tersadar juga aku, Bukan lamunan dan bukan pula hayalan.
Sebab dirimu yang semerbak tidak patut untuk di perkosa dalam imaji. Kini saatnya ku puji dirimu dibalik tembok kamar ini. Namamu, ya namau.
Kau biarkan aku biadap malam ini. aku menari tanpa musik, tanpa nyanyian jangkrik dan tanpa pakai apa - apa. Begitulah dirimu yang membuat sunyi ku gila.
Namamu pa bila ku sebut menggetarkan jiwaku. Apalagi harus ku pandang satu per satu elok tubuh mu. Kau paling feminim yang pernah ku konsepkan, tapi tak mampu ku nalarkan dengan cara apapun.
Sebab mungkin tanganku tak mampu merangkul pinggul.
Dari sini biar ku sudahi pujianku sebab sudah tak ada kemapuanku untuk membuat kalimat yang lebih indah. Hari ini belum usai, Bintang, kusangka mungkin kau dapat melihat aku malam ini.
Mungkin juga kau di luar sana bertaburan cahaya matahari. Tapi yang pasti harapankku mengalahkan kuatirku.
Tak pasti pula pohon cinta ku dapat bebuah, namun pa bila telah kau halalkan tanah ini.
Biar ku rawat pohon cinta itu sampai bisa berbuah, dan akan ku namai dia "Buah Hati bintang Epik".
Sujudku padamu Tuhan.
Kata Bijak Puitis
1. Jarak membakar rindu tak tersisa, kau bagai legenda dalam kisah sebuah maharana. Kita bertempur karena waktu.. akan tiba saatnya ku perhitungkan setiamu dipenghujung senja antara suara azan pada kubangan masjid dan dentangan lonceng menara katedral.
Ciee.........!!!
2. Jika kita mencoba melakukan yang lebih baik daripada yang kita pikir, Kita akan terkejut bahwa sebenarnya kita bisa melakukan hal itu...
3. aku hanya ingin mencintaimu dengan kekal, saat dimana kesedihan dan maut terasa cukup untuk melambatkan waktu seperti perjalanan embun menetes di daun– 💕
jadikanlah aku doa doa pada malam yang baik, yang terus kau rindu tanpa kesedihan..
4. Di jum’at yang mendung, kututun doa padaMU ya Tuhan. Kelak, kelana rinduku temu singgah, pada hati yang siap kuajak nikah....
Semangat....
5. Tak kuharap banyak dari cinta, cukup kau rindui; sebab jarak pengukur setia. Dan jadikan aku sanjungan–imam pengantar doa’mu..
Di kamar ini ku rebahkan segalah keangkuhanku, dalam sayup Firman - MU.
6. Malam, adakah kau paham ? ketika jiwa - jiwa tenggelam di alam khayal, rindu ini kian binal menelanjangi sepi sendirian.
Sutt.. don't Hoyoworo...
7. kelak, ketika tak kubacakan lagi sajak untukmu. percayalah, bibirku masih setia merapal namamu. dalam bait—bait doa yang tak pernah alpa...
kecupmu hujan selepas kemarau.........
8. Banyak orang yang ingin harum seperti dupa tapi tak ingin dirinya terbakar.
9. Malam.. aku rindu pada bintang yang bersinar. Andai engkau berwujud sudah ku rayu dirimu sampai habis kataku. Sejenak kupandangi lagi langit - langit kamarku berharap melihat malaikat menyulam jaring di birunya mata arabmu. Tak bisa ku usir bayang mu yang datang tanpa permisi. Aku lesuh di atas ranjang pengap melemahkan mataku agar tertutup lagi bersama bayangan semu. Ah... engkau sudah milik
orang lain. Siapa.? Engkau.! Siapa.? Bayangan yang tak bertuan dan tak pernah ku kenal siapa dia. Engaku adalah jarak yang Segaja untuk jadi semoga padahal entah. Malam.. aku tak ingin bercinta denganmu, sebab telah ku habisi bayangnya dan ku tenggelamkan di lautan yang dalam. Pergi.. bawa cintamu.. pergi.. jauh dari ku.. aku ingin sepi yang hadir.