-->

Kelahiran Setelah 2008 Dilarang Merokok

advertise here
Rencana Selandia Baru untuk memberlakukan pembatasan usia perokok akan direalisasikan.
Foto Istimewah/ dok

NEGERI PAUS - Rencana Selandia Baru untuk memberlakukan pembatasan usia perokok akan direalisasikan. Pemerintah akan membuat ketentuan usia legal merokok satu tahun setiap tahun. Mulai saat ini diterapkan pelarangan penjualan tembakau kepada orang yang lahir setelah tahun 2008.

Kata Menteri Kesehatan Ayesha Verrall, pada Kamis di Welington, "Rencananya pada tahun 2022 pemerintah akan melakukan sosialisasi dan memperkenalkan udang-undang baru yang diyakini akan mengangkat usia merokok dari 18 tahun secara progresif mulai tahun 2027".

Dengan adanya Peraturan baru ini, maka akan mengurangi jumlah tempat penjualan rokok atau toko-toko yang menjual tembakau mulai tahun 2024. Selain itu, pemerintah juga hanya mengizinkan penjualan produk tembakau asap yang mempunyai kandungan kadar nikotin rendah mulai tahun 2025.

Selanjutnya Menteri Kesehatan itu mengatakan “Kami ingin memastikan kaum muda tidak pernah mulai merokok, jadi kami akan membuat pelanggaran untuk menjual atau memasok produk tembakau asap ke kelompok pemuda baru. Selain itu, Bagi penduduk yang berusia 14 tahun ketika undang-undang ini mulai berlaku, tidak akan pernah bisa membeli tembakau secara legal."

Diperkirakan dengan merokok, dapat membunuh sebanyak 5.000 orang per tahun di Selandia Baru, terhitung 15% dari semua kematian. Oleh karena itu, Selandia Baru mempunyai komitmen untuk menciptakan generasi bebas rokok. Hal ini merupakan bagian dari kampanye pemerintah untuk mengurangi prevalensi merokok di Selandia Baru. Target yang akan dicapai hingga kurang dari 5% di semua kelompok populasi penduduk pada tahun 2025. 

Dipaparkan lebih jauh lagi bahwa data prevalensi merokok telah turun menjadi 10% di antara populasi Eropa Selandia Baru, masih 28% di antara Maori dan 18% untuk orang Pasifik.

"Rencana pemerintah terutama hanya mengizinkan penjualan produk tembakau asap yang mempunyai kadar nikotin rendah, adalah langkah terdepan di dunia dan berpotensi mengubah permainan," kata Chris Bullen, Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas Auckland.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa " Ababila diterapkan seperti yang direncanakan itu, maka langkah-langkah itu “bisa menjadi satu-satunya langkah paling signifikan yang diambil sebagai bangsa untuk mengurangi kematian dan penyakitpun dapat dicegah serta mengurangi ketidaksetaraan kesehatan dalam beberapa tahun ke depan.”

Ketika pada masa sebelumnya pemerintah menaikkan cukai tembakau dan juga menaikkan harga rokok sebagai upaya untuk menghentikan kebiasaan tersebut, akan tetapi kebijakan tersebut menuai bayak kritik karena alsan dengan produk rokok itu dapat meningkatkan biaya bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Justru dengan adanya penjualan rokok dimana-mana dengan harga murah dapat memicu penggunaan rokok lebih luas lagi. 

“Kami telah melihat dampak penuh dari kenaikan cukai,” kata Verrall.  “Pemerintah menyadari bahwa melangkah lebih jauh tidak akan membantu orang berhenti, itu hanya akan semakin menghukum perokok yang berjuang untuk menghentikan kebiasaan itu,” ujarnya.(Cah/P)