-->

Memelihara Daya Hasil Laut Indonesia

advertise here
Edittor: Silverius

Masalah dan Jalan Keluar dalam Memelihara Daya Hasil Laut

Sudah beratus-ratus tahun manusia mencari cara agar laut tetap memberikan hasil terus-menerus setiap harinya. Hal ini terutama berkaitan dengan laut di daerah-daerah pedesaan. Meskipun ada kearifan lokal yang terus melarang mengambil hasil laut di tempat-tempat tertentu, yang hampir membantu menekan pengrusakan terumbu karang, akan tetapi karena pertambahan penduduk dan desakan akan kebutuhan konsumsi ikan yang semakin tinggi, maka kebiasaan ini dilupakan.

Selain itu, faktor lainnya adalah terbukanya kesempatan untuk memasarkan hasil laut ke daerah-daerah lain oleh karena akses jalan raya, transportasi dan teknologi yang semakin lancar. Ini menyebabkan keinginan untuk memperoleh laba semakin tinggi. Akibatnya eksploitasi besar-besaran hasil laut. Inilah faktor negatif yang dari pembangunan infrastruktur, dan penggunaan teknologi perikanan yang tidak bijaksana. 

Terumbu karang di Indonesia menempati luas hingga 7500 km² dari luas perairan Indonesia. Luasan ini termasuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 7,1 juta Km². Luasan terumbu karang ini tersebut tercatat sekitar 71% yang sudah rusak, sedangkan yang masih baik berkisar 22,5%, dan sangat baik 6,5%.

Dari data tersebut di atas, kita bisa mengetahui persentasi kerusakan terumbu karang hingga mencapai 71%. Hal itu merupakan alarm kematian bagi laut Indonesia. Secara ekonomi kita jangan disenangkan dengan kurva atau grafik peningkatan produksi per kapita oleh karena pendapatan penduduk. Tetapi, harusnya ketika  setiap melihat peningkatan kurva, ada ratusan bahkan ribuan terumbu karang yang rusak. 

Maka saya berpendapat bahwa Undang Undang No 16 Tahun 1964 dan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL, meskipun sudah mengatur, namun perlu adanya  kontrol pemerintah daerah. Yang dilanjutkan oleh pemerintah tingkat desa, kepada penduduk yang mengambil hasil laut. Selain itu juga perlu adanya peraturan khusus di desa atau keputusan Kepala Desa untuk mengatur pengambilan hasil laut.


Negeri Paus
Ikan Merupakan Salah Satu Hasil Laut Indonesia yang Mempunyai Peran Penting dalam Pemenuhan Kebutuhan Protein untuk Pertumbuhan Otak


Pemerintah daerah setidaknya mempunyai program-program dalam perbaikan terumbu karang. Salah satu cara yang dapat di lakukan adalah menggandeng Penggiat Lingkungan dan masyarakat melalui Pemerintah Desa.

Perlu diperhatikan bahwa kegiatan penanaman mangrove di pesisir pantai tidak bisa diklaim sebagai suatu kesuksesan melestarikan laut. Sebai itu hanya berfungsi dalam pencegahan dan pengurangan banjir ROB yang sewaktu-waktu merusak ekosistem laut. Tetapi masalah sebenarnya adalah eksploitasi hasil laut. *(Cah)