-->

Jalan Cerita Film Panthom Of The Opera

advertise here

Edittor: NegeriP

Drama misteri percintaan yang berlatar tahun 1864 layaknya sebuah kisah flashback tentang sesuatu yang misterius. Hal itu tampak dalam permulaan yang digambarkan dalam film (2004).

Di depan sebuah gedung tinggi nan megah namun terbengkalai, berhentilah sebuah kereta kuda. Pintu kereta dibuka, lalu menapaklah sebelah kaki terbungkus sepatu hitam mengkilat ke tanah. Kaki yang pasti milik seorang tua kaya yang sudah lemah. Tubuh lunglai pria tua itu didudukkan ke kursi roda, lalu sepasang pelayan berseragam mendorong kursi roda itu ke dalam gedung yang terbengkalai itu. 

Film The phantom of the opera
The phantom of the opera

Dalam nuansa hitam putih yang suram, satu-satunya tanda bahwa gedung itu masih berfungsi adalah spanduk besar yang menyatakan bahwa sebuah pelelangan tengah berlangsung di sana.

Di dalam gedung, si pria tua di kursi roda menangkap pandangan mata seorang wanita tua berbusana hitam lengkap dengan topi dan cadarnya, khas busana wanita di tahun 1919, tahun yang digambarkan saat pelelangan itu berlangsung. Keduanya pasti pernah saling mengenal, dan pelelangan itu nampaknya memiliki makna tersendiri bagi mereka. 

Kotak musik dengan boneka monyet yang bisa memainkan simbal nampaknya amat berkesan bagi sang pria--yang ternyata dipanggil Vicomte de Chagny, karena begitu memenangkan lelang, ia langsung memandangi kotak musik itu dengan seksama bak sebuah harta yang tak ternilai. Saat si pria hendak pergi, ternyata si kurator mengumumkan bahwa setelah ini mereka akan melelang lampu kristal yang dahulu pernah memancarkan cahayanya nan gemerlap ketika tergantung di tengah sebuah gedung Opera pada masa kejayaannya. Sebelum munculnya Phantom of the Opera...

Gedung yang terbengkalai itu memang dulunya Paris Opera House, dan dengan dibukanya tabir dan dinaikkannya lampu kristal diiringi musik yang dramatis, maka scene pun tiba-tiba berpindah dari kesuraman di tahun 1919 menuju ke gemerlapnya masa lampau--masa kejayaan Gedung Opera itu pada tahun 1870-an. Maka kisah The Phantom of The Opera yang sesungguhnya pun dimulai di titik ini. Sungguh sebuah pembukaan yang manis dalam film musikal adaptasi yang diambil dari kisah karya Gaston Leroux ini. Meski penonton yang belum membaca bukunya, pasti akan bertanya-tanya siapa sebenarnya pria tua dan wanita tua di adegan pembuka itu.

Selanjutnya, hal-hal aneh hadir mengiringi petualangan Chistine dan Roul yang ternyata telah saling mengenal sejak kecil. Mereka dikejar-kejar teror Hantu Opera yang tidak rela Chistine jatuh ke pelukan laki-laki lain. Kisah percintaan segitiga antara Christine dengan Viscount Raoul de Chagny dan Hantu Opera (Erik) menjadi fokus utama dalam kelanjutan ceritanya.

The Phantom Of The Opera benar-benar kisah yang menggugah. Kita akan dibawa dalam pesona opera dan kesenian tingkat tinggi, pada syair-syair anggun dari petikan drama yang digelar, dan pada eksotisme dan kemisteriusan gedung opera dengan lorong-lorong gelapnya. Kita juga akan diajak melihat bagaimana cinta dapat menyentuh, lalu mengubah sebuah kehidupan.

Bagaimana cinta mampu menjadi benci karena ketiadaannya, namun cinta juga mampu mengasihani dan rela berkorban saat ia terpenuhi. Yang paling membuat kisah ini menarik adalah karena kisah yang serupa dongeng ini benar-benar nyata! Paling tidak, Gaston Leroux telah melakukan pekerjaan yang patut diacungi jempol untuk menyingkapkan kebenaran sejarah sekaligus menyajikan sebuah hiburan yang indah, mengharukan dan menginspirasi...