”PEMACU KEMATANGAN BUAH PISANG”
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pisang merupakan salah satu komoditi
hortikultura yang disukai oleh penduduk Indonesia, hampir di semua daerah
memiliki tanaman pisang dengan spesifikasi tersendiri. Produksi pisang di
Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun 1995-2010, dimana mencapai puncak
pada tahun 2009 sebanyak 6,3 juta ton/tahun (BPS, 2010 cit. Murtadha et
al.,2012) dan volume ekspor pisang dari tahun 1996-2003 terus berkurang
dikarenakan kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat.
Pisang biasanya dipanen sebelum matang
dengan tingkat kematangan tertentu dan berbagai pertimbangan pemasaran.
Pemanenan buah yang akan dipasarkan dengan jarak jauh umumnya pada tingkat
kematangan 75-80% dengan ciri-ciri sudut -sudut pada pisang masih tampak jelas,
sedangkan untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90%
dengan ciri-ciri sudut buah berkembang penuh walaupun sudut buah masih tampak
nyata (Pantastico, 1993). Buah pisang yang dipanen pada tingkat kematangan
75-90% biasanya diberikan bahan pemacu
pematangan agar buah pisang dapat dipasarkan dengan tingkat kematangan penuh
sehingga harga jual pisang menjadi tinggi. Berdasarkan penelitian, pematangan
buah pisang dengan menggunakan kalsium karbida sebanyak 1 gram hanya menempuh
waktu lima hari untuk matang. Penggunaan dengan dosis 2 gram dapat mematangkan
pisang selama 4 hari. Penggunaan satu buah apel utuh dapat mematangkan pisang
selama tiga hari. Pisang tanpa agen pematangan buah dapat matang selama 10 hari
(Singalet al.,2012). Proses pematangan pada pisang juga dapat menggunakan
daun Gliricidia sp. sebanyak 5 % berat buah untuk meningkatkan kecepatan
pematangan pada buah pisang(Acedo and Bautista,1993 cit. Thompson).
2. Tujuan
Untuk melihat pengaruh pematangan buah menggunakan bahan karbit.
METODE PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pematangan Buah dilaksanakan pada tanggal 15 juni 2018 pada pukul 13.30 di Laboratorium Pasca Panen, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
2. Alat dan Bahan
Alat:
- Wadah / baki
Bahan:
- Aqudes
- Buah pisang yang sudah
matang
- Karbit
- Kantong plastik
- Tissue
3. Prosedur Kerja
- Siapkan alat dan bahan
yang digunakan.
- Siapkan pisang yang
sudah matang sebanyak 8 buah/perlakuan
- Sebelum diberi
perlakuan dua buah pisang dijadikan sebagai korban awal untuk mengamati tingkat
kekerasan, warna buah, tekstur buah.
- Masukkan buah pisang
dalam plastic bersamaan dengan aquades. Dalam aquades tersebut telah ada karbit
yang dibungkus dengan tissue dan disiram menggunakan air sedikit.
- Lakukan pengamatan
selama 1 minggu dan lihat perubahan warna yang terjadi.
4. Data Pengamatan
Perlakuan
Tingkat kekerasan
Warna buah
Tekstur buah
Control
Tidak keras/sudah lembek
Hijau-kunung
Halus
Penggunaan karbit
Tidak keras/sudah lembek
Hijau -kuning
Halus
PEMBAHASAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan Proses Pematangan Buah PisangSelama pematangan
buah mengalami beberapa perubahan nyata terhadap warna kulit, tekstur, dan bau
yang menunjukkan terjadi perubahan dalam susunannya. kematangan buah pisang
adalah warna kulit buah mengalami perubahan dari warna hijau kemudian mulai
menguning dan mulai meningkatkan etilen. Perubahan nyata adalah perubahan kadar
air, laju respirasi, keasaman, karbohidrat, pektin, protopektin,dan tanin.
Menjadi
Lunaknya Kulit Buah Dan Daging Buah dalam Proses pematangan pada buah pisang ditanda
dengan lunaknya daging buah. Hal ini disebabkan oleh perombakan protopektin
yang tak larut menjadi praktin yang larut.Zat – zat itu merupakan derivat dari
asam poligalakturonat dan terdapt dalam bentuk protopektin, pektin, asam – asam
pektinat dan asam – asam pektat ( Kerteaz, 1951 ). Pada waktu buah menjadi
matang, kandungan pektat dan pektinat yang larut meningkat, sedangkan jumlah
zat pektat seluruhnya menurun. Kecenderungan ini terdapat juga dalam buah
pisang. Dalam perubahan pektin tersebut ketegaran buah tersebut berkurang,
sehingga buah menjadi lunak.Hidrolisa Amilum sempurna oleh asam atau enzim
spesifik terhadap polisakarida menghasilkan monosakarida atau senyawa
turunannya.Mukerjee dan Frased ( 1972 ) melaporkan adanya kenaikan sukrosa, glukosa
dan fruktosa sedikit selama berlangsungnya pematangan.
Dari data tersebut ternyata selama
proses pematangan buah pisang, terjadi kenaikan kadar gula dan penurunan kadar
tepung. Keadaan ini berlangsung pada buah umumnya.
Warna kematangan buah yang pertama adalah
hilangnya warna hijau. Menguningnya buah pisang terjadi karena hilangnya
klorofil tanpa atau hanya sedikit pembentukan zat karotenoid secara
murni.Beberapa penulis melaporkan bahwa enzim klorofilase yang bertanggung
jawab atas terjadinya penguraian klorofil.Kegiatan hidrolitik klorofilase yang
memcah klorofil menjadi bagian fitol dan inti porfirin. Klorofil, terutama
dalam suasana asam dapat pula keheningan ion Mg++ yang ada pada pusat gugus
porfirinnya dan berubah menjadi feofitin, barulah terjadi perubahan warna.
Tetapi bukan hilangnya warna tersebut.
Pematangan biasanya meningkatkan jumlah
gula-gula sederhana yang member rasa manis, penurunan asam-asam organik dan
senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa sepet dan asam, dan kenaikan
zat-zat atsiri yang member flavor yang khas pada.Perubahan asam-asam lemak
selama pematangan buah pisang telah diteliti oleh Ueda dkk pada tahun 1970.
Hasilnya menunjukkan bahwa buah itu mengandung asam-asam asetat, propionate,
isobutirat, dan isivalerat baik dalam bentuk yang bebas maupun terikat.
Kandungan asam – asam isobutirat, butirat dan isovalerat yang bebas meningkat
dengan cepat dan waktu penongkatan itu bersamaan dengan timbulnya aroma buah.
Fungsi
Bahan Pemacu Pematangan Etilen merupakan zat yang tidak berwarna,agak
berbau,dan mudah terdeteksi pada konsentrasi rendah,dan tidak beracun selama
memiliki kepekatan 0,1 %.Ethrel merupakan suatu zat yang mengandung bahan aktif
2chloro ethyl phosphonic acid yang dapat menghasilkan etilen secara langsung
pada jaringan tanaman.Etilen yang timbul dapat mempercepat kematangan buah.
Pada umumnya masyarakat menggunakan cara
pemeraman dengan menggunakan karbit. Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa
kimia yang mempunyai rumus kimia CaC2 bila diberi air akan bereaksi
menghasilkan C2H2(gas asetilen) dan Ca(OH)2. Gas asetilen inilah yang mempunyai
peranan dalam pemeraman buah.Cara atau
teknik pemeraman yang tidak tepat dapat menurunkan mutu buah pisang.Sebaliknya,
jika proses pemeraman berjalan baik maka akan
menghasilkan buah yang seragam kematangannya, dengan rasa yang manis dan
mengeluarkan aroma yang harum.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Cara
menginduksi kematangan buah dapat menggunakan bahan alami seperti daun Glyricideae daun
pisang,buah apel. Bahan sintetik yang dapat digunakan sebagai pemacu pematangan
meliputi karbit dan ethrel. Bahan tersebut disertakan dalam proses penyimpanan
buah. Proses perlakuan diterapkan berdasarkan sifat dari bahan dan cara perlakuan
terhadap komoditas.
Semoga Bermanfaat
Perlakuan |
Tingkat kekerasan |
Warna buah |
Tekstur buah |
Control |
Tidak keras/sudah lembek |
Hijau-kunung |
Halus |
Penggunaan karbit |
Tidak keras/sudah lembek |
Hijau -kuning |
Halus |
PEMBAHASAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan Proses Pematangan Buah PisangSelama pematangan
buah mengalami beberapa perubahan nyata terhadap warna kulit, tekstur, dan bau
yang menunjukkan terjadi perubahan dalam susunannya. kematangan buah pisang
adalah warna kulit buah mengalami perubahan dari warna hijau kemudian mulai
menguning dan mulai meningkatkan etilen. Perubahan nyata adalah perubahan kadar
air, laju respirasi, keasaman, karbohidrat, pektin, protopektin,dan tanin.
Menjadi
Lunaknya Kulit Buah Dan Daging Buah dalam Proses pematangan pada buah pisang ditanda
dengan lunaknya daging buah. Hal ini disebabkan oleh perombakan protopektin
yang tak larut menjadi praktin yang larut.Zat – zat itu merupakan derivat dari
asam poligalakturonat dan terdapt dalam bentuk protopektin, pektin, asam – asam
pektinat dan asam – asam pektat ( Kerteaz, 1951 ). Pada waktu buah menjadi
matang, kandungan pektat dan pektinat yang larut meningkat, sedangkan jumlah
zat pektat seluruhnya menurun. Kecenderungan ini terdapat juga dalam buah
pisang. Dalam perubahan pektin tersebut ketegaran buah tersebut berkurang,
sehingga buah menjadi lunak.Hidrolisa Amilum sempurna oleh asam atau enzim
spesifik terhadap polisakarida menghasilkan monosakarida atau senyawa
turunannya.Mukerjee dan Frased ( 1972 ) melaporkan adanya kenaikan sukrosa, glukosa
dan fruktosa sedikit selama berlangsungnya pematangan.
Dari data tersebut ternyata selama
proses pematangan buah pisang, terjadi kenaikan kadar gula dan penurunan kadar
tepung. Keadaan ini berlangsung pada buah umumnya.
Warna kematangan buah yang pertama adalah
hilangnya warna hijau. Menguningnya buah pisang terjadi karena hilangnya
klorofil tanpa atau hanya sedikit pembentukan zat karotenoid secara
murni.Beberapa penulis melaporkan bahwa enzim klorofilase yang bertanggung
jawab atas terjadinya penguraian klorofil.Kegiatan hidrolitik klorofilase yang
memcah klorofil menjadi bagian fitol dan inti porfirin. Klorofil, terutama
dalam suasana asam dapat pula keheningan ion Mg++ yang ada pada pusat gugus
porfirinnya dan berubah menjadi feofitin, barulah terjadi perubahan warna.
Tetapi bukan hilangnya warna tersebut.
Pematangan biasanya meningkatkan jumlah
gula-gula sederhana yang member rasa manis, penurunan asam-asam organik dan
senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa sepet dan asam, dan kenaikan
zat-zat atsiri yang member flavor yang khas pada.Perubahan asam-asam lemak
selama pematangan buah pisang telah diteliti oleh Ueda dkk pada tahun 1970.
Hasilnya menunjukkan bahwa buah itu mengandung asam-asam asetat, propionate,
isobutirat, dan isivalerat baik dalam bentuk yang bebas maupun terikat.
Kandungan asam – asam isobutirat, butirat dan isovalerat yang bebas meningkat
dengan cepat dan waktu penongkatan itu bersamaan dengan timbulnya aroma buah.
Fungsi
Bahan Pemacu Pematangan Etilen merupakan zat yang tidak berwarna,agak
berbau,dan mudah terdeteksi pada konsentrasi rendah,dan tidak beracun selama
memiliki kepekatan 0,1 %.Ethrel merupakan suatu zat yang mengandung bahan aktif
2chloro ethyl phosphonic acid yang dapat menghasilkan etilen secara langsung
pada jaringan tanaman.Etilen yang timbul dapat mempercepat kematangan buah.
Pada umumnya masyarakat menggunakan cara
pemeraman dengan menggunakan karbit. Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa
kimia yang mempunyai rumus kimia CaC2 bila diberi air akan bereaksi
menghasilkan C2H2(gas asetilen) dan Ca(OH)2. Gas asetilen inilah yang mempunyai
peranan dalam pemeraman buah.Cara atau
teknik pemeraman yang tidak tepat dapat menurunkan mutu buah pisang.Sebaliknya,
jika proses pemeraman berjalan baik maka akan
menghasilkan buah yang seragam kematangannya, dengan rasa yang manis dan
mengeluarkan aroma yang harum.