Ratapan Ibu Pertiwi
Aku bukan seorang penyair,
Aku belajar dari Syair yang telah di titahkan.
Aku adalah tawanan leluhur, terkunci muluku, terkapar lidahku.
Jika pesan ku ini sampai, tolong tulikan telingamu agar tak mendengar dan butahkan matamu agar tak bisa membaca.
Oh,,!! negeriku tercinta, Indonesia pusaka.
Kaulah pertiwi yang mengangkang pada ketidak pastian. Mendesah tanpa kenikmatan.
Ijinkan aku berdasi di tengah gadunya pelu, dan doakan aku di balik hangatnya safari.
Pernah ku berjanji diatas ranjang ini ' Kelak terpilih aku kan kembali'. Entah mengapa kepergianku Pasti, namun kedatangan ku Entah.
Dimana.?
Pertiwi yang cantik,,!! janganlah menangis. Doa mu yang meluruskan jalan mereka telah letih di persimpangan.
Engkau menunggu dengan pakaian yang kusut, engkau menanti pulangnya tuan berdasi.
Bahwa ku sampaikan padamu pertiwi cantik,,!!
Mereka sedang bekoalisi diatas ranjang yang empuk dengan sejuta kemewahan.
Pertiwimu menangis,,!!!
Kembali dan lepaskan pakaian mu. mari kita berselikuh.
Dear WAKIL RAKYAT