-->

Kamu Telah Menerima dengan Cuma-Cuma; Renungan Katolik 11 Juni

advertise here

Kamu Telah Menerima dengan Cuma-cuma; Karena Itu Berilah dengan Cuma-Cuma Pula.


Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula! Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya; jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Kamu Telah Menerima dengan Cuma-Cuma; Renungan Katolik 11 Juni
Kamu Telah Menerima dengan Cuma-Cuma; Renungan Katolik 11 Juni


REFLEKSI

Ada pemberian yang tulus, ada pemberian yang bersyarat dan ada pemberian yang berkedok. Apapun nama yang kita kenakan pada pemberian, semua pemberian itu bernilai apabila maksud dan tujuan pemberian itu baik dan tulus, tanpa syarat-syarat yang mengikat dan tanpa kedok tertentu untuk menutupi kejahatan hati. Pemberian yang tulus dilakukan dengan cuma-cuma tanpa harapan tertentu untuk mendapatkan sesuatu.

Ketika mengutus para Rasul Yesus berpesan agar mereka "memberi dengan cuma-cuma". Di sini Yesus menekankan nilai sebuah perutusan. Kita diutus untuk memberi bukan menerima. Yesus menegaskan hal ini diawal perutusan agar siapapun yang dijumpai dan dimanapun sadar bahwa "memberi" adalah tujuan dari suatu perutusan. Alasan yang mendasari pesan Yesus ini bukan karena Yesus mau membiarkan kita merana tetapi kita sudah lebih dahulu mendapat sesuatu dari Tuhan. 

Jaminan hidup kita adalah Tuhan oleh karena itu pesan ini bertujuan agar kita tidak mengalihkan tujuan perutusan ini untuk kepentingan diri sendiri dan "merampas" banyak hal untuk diri dan kepentingannya.

Apa yang mestinya kita berikan?
Memberi hati kita untuk suatu karya misi. Jika hati kita curahkan pada karya Tuhan maka kita tidak akan menghabiskan waktu untuk memikirkan cara licin meraup sebanyak mungkin hal untuk kepentingan diri dan mengorbankan sesama manusia. Hari yang tercurah untuk karya Tuhan akan membawa pembebasan bagi dunia dimana kita berada. Para rasul dan para kudus telah membuktikan kebenaran iman ini.

Apakah aku adalah orang yang tulus dalam hal memberikan "diri" untuk sesamaku?
Semoga!
Amin.