GEREJA TUA REKAS dan ST. MARIA FATIMA.
Inilah Arca Bunda Maria Fatima yang dibawa oleh Pater Yosef Van Hoef SVD, pastor Paroki Rekas dulu dari Fatima dan saat penyambutan, diarak dengan berjalan kaki oleh umat Paroki Rekas dari Wae Longge hingga Gereja Rekas.
Hambar Arca Bunda Maria di Rekas (sumber: FB Yosep Min Palem) |
Pasca peristiwa G 30 S PKI, satu pasukan tentara dari Ende tiba di Rekas guna penertiban orang-orang yang menjadi anggota PKI.
Banyak dari mereka karena ketakutan lalu bersembunyi di hutan dan ada yg tidak mengaku sbg anggota partai tersebut apalagi karena banyak yg terdaftar hanya ikut -ikutan, tergiur dengan janji-janji manis.
Karena itu Kapten Toni (Komandan Pasukan) mengancam akan membumihanguskan kampung Rekas.
Dan ancaman ini rupanya tidak main-main mulai disiapkan strateginya utk dieksekusi.
Malam sebelum pelaksanaan, Kapten Toni bermimpi didatangi seorang perempuan cantik.
Dengan wajah sedih dan suara memelas, si perempuan minta supaya Kapten Toni jangan melaksanakan rencananya.
Baca Juga: Debat Martin Luther dan Johan Eck
Keesokann paginya Kapten Toni ke Pastoran Rekas n bertemu P. Erwin SVD yang saat itu membantu di Rekas. Setelah minum kopi, mereka jalan-jalan di kompl Gereja n melewati Gua Maria.
Saat di depan Gua Maria, beliau menoleh ke arah Gua, Kapten Toni berteriak : 'Aeh Pater... perempuan ini yang datang dalam mimpi saya se-malam.
Siapakah dia?"
"Ini Bunda Maria Fatima Pendoa n Penolong umat Katolik".
Lalu Kapten Toni menceritakan mimpinya. Setelah mendapat penjelasan dari P. Erwin SVD, Kapten Toni membatalkan rencananya dan masyarakat yg terdaftar sebagai anggota partai yang dilarang itu luput dari hukuman berat.
Saat renovasi Gua Maria, arca Bunda Maria Fatima ini diangkat dan disimpan di Pastoran kemudian ditahtakan di Gua Maria Kampung Compang.
Pada akhir September, sebelum perayaan Hari Pariwisata Internasional Tingkat Keuskupan Ruteng di Rekas ( 25 Sept.2022) arca Maria Fatima ini akan diarak dengan meriah dikembalikan ke Gereja Tua Rekas.
Artikel Terkait: Perintis Gereja Katolik Pertama Di Manggarai Barat
Dengan demikian, diharapkan akan menjadi "magnet" untuk orang-orang berziarah ke Gereja Tua Rekas yang telah ditetapkan oleh Uskup Ruteng dan Bupati Manggarai Barat periode lalu sebagai Situs Wisata Religi.
Baca Juga: Sejarah Rumah Adat Lakatuil