Bacaan dan renungan hari Senin tanggal 29 Agustus 2022 terambil dari :
Gambar Ilustrasi |
Yohanes 16:1-3 (TB)
"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
Setiap orang tua selalu mengingatkan kepada anak cucunya untuk menghadapi segala pencobaan terutama hinaan, ejekan dan berbagai fitnahan serta penganiayaan yang dihadapi hendaklah bertekun dalam doa dan permohonan kepada Allah agar semuanya dapat diterima dengan penuh kesabaran.
Dalam Yohanes 16 : 1-3 Tuhan mengajar kita untuk bertekun dalam menghadapi segala cobaan dan hambatan dengan cara Tuhan yang diajarkan kepada kita.
Tabah menghadapi dan tidak kecewa.
TuhanbYesus mengajar kita untuk tidak putusasa dalam menghadapi segala kebencian yang kita terima dan kita perlu lebih dekat dengan Allah, bertekun dalam doa dalam nama Yesus sehingga kita kuat menghadapi segala macam badai yang kita perlu kita kalahkan.
Janganlah terpikat dengan kemunafikan.
Banyak orang yang suka mengatasnamakan petunjuk Allah untuk berbuat kebencian dengan dalih membela kebenaran serta memuliakan Allah, akan tetapi semua itu hanya untuk menutupi segala kekurangan atau kelemahan dari diri kita sendiri.
Perlu mengenal Allah dengan baik.
Kebiasaan ini sangatlah merugikan dan menghancurkan kehidupan Rohani kita sendiri karena belum mengenal Allah secara benar dan tidak cuma membela segala kekurangan yang kita miliki tetapi kita perlu pertobatan, sehingga dapat mengenal Yesus s cara benar dan mengenal Allah yang menciptakan langi dan bumi dan manusia.
Ketiga perkara diatas salah satu merupakan praktek yang pali sulit dilakukan oleh setiap orang percaya tetapi mudah dikatakan bagi kita.
Ketekunan dalam IMAN merupakan kunci keberhasilan mereka didalam menghadapi kebencian mereka kepada Tuhan Yesus hingga para murid dan hamba - Nya.
Marilah kita awali dari diri kita sendiri dan barulah kepada orang lain untuk belajar bertekun menghadapi segala kebencian dunia kepada kita orang percaya.
Berbahagialah yang Membaca, Mendengar dan yang Merenungkan terlebih bagi orang yang Melakukan Firman Allah.
Kasih Karunia Allah Menyertai kita.
Selamat bahagia, Selamat beraktifitas.
INSPIRASI HARI INI
Senin, 29 Agustus 2022
PW Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
Menyuarakan dan Menghidupi Kebenaran (Yer 1:17-19 dan Mrk 6:17-29)
Ada beberapa point yang boleh kita renungkan pada hari ini:
- Banyak orang hidup dalam situasi batin yang sedang marah dan menyimpan dendam. Rasa dendam menutup seluruh hati batin, tidak mau menerima dan memaafkan sesama. Akhirnya rasa dendam itu bukan hanya melukai orang lain, tapi juga diri sendiri. Herodes dan Herodias menyimpan marah kepada Yohanes Pembaptis yang memberi teguran keras kepada mereka. Hasil dari amarah dan dendam adalah Herodias meminta kepala Yohanes Pembaptis dan Herodes menyuruh orangm membunuhYohanes Pembaptis.K
- Kadangkita juga hidup dalam suasana batin seperti yang dialami Herodes dan Herodias. Hanya maaf dan pengampunan yang dapat menyembuhkan dan membebaskan kita dari belenggu amarah dan keinginan balas dendam.
- Mencontohi teladan hidup Yohanee Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah sosok yang bersahaja. Dia tidak mau "neko-neko" atau berkompromi dengan situasi yang tidak benar. Bagi Yohanes Pembaptis, yang salah harus dikatakan salah dan apa yang benar harus dikatakan benar. Keberanian Yohanes untuk menegur Herodes dan Herodias, karena perkawinan mereka tidak sah, membawa akibat yang sungguh berat. Yohanes Pembaptis akhirnya dipenjarakan dan kemudian dibunuh. Para murid Yesus harus siap dan berani memerima resiko dihina, ditolak dan bahkan dibunuh. Murid Yesus tidak hanya menyeruhkan kebenaran, melainkan wajib menghidupi kebenaran. Keadilan, kebenaran dan cinta kasih harus menjadi bagian dari diri dan hidup setiap murid Yesus.
- Menyerukan dan Menghidupi Kebenara. Kebenaran hakiki itu mahal harganya, dan harus siap dan rela kehilangan segalanya termaauk nyawa jadi taruhan demi kebenaran. Sebulan terakhir, dunia sejagat dihebohkan oleh kasus Brigadir Jhosua versus Ferdy Sambo. Drama ini memperlihatkan dua kelompok manusia, yang satu mencintai dan menghidupi kebenaran dan yang lain memanipulasi fakta dan kebenaran hakiki. Nurani menjadi tertutup, budi menjadi gelap karena harta dan uang. Tugas para murid Yesus sekali lagi menyerukan dan menghidupi kebenaran. Kebenaran harus menjadi bagian dari hidup setiap murid Yesus. Hidup murid Yesus mesti memperlihatkan nilai kebenaran dan kasih di dalamnya. Dan dengan itu, para murid memuliakan Allah. St. Irenius mengatakan bahwa memuliakan Allah sepadan dengan menyelamatkan manusia. "Gloria Dei, homo vivens" (= Allah dimuliakan kalau kehidupan manusia dilestarikan).
- Bagaimana dengan kita, para murid zaman ini? Kadang nurani kita dimatikan karena selembar uang, batin kita terkunci karena harta kekayaan. Seringkali manusia bisa dibeli demi segepok uang. Kebenaran sering dimengerti salah, seolah-olah hanya milik kita senditi dan orang lain salah. Mari kita belajar meneladani St. Yohanes Pembaptis untuk berusaha mewartakan Kristus dengan menyuarakan dan menghidupi kebenaran sebagai sebuah kebajikan Kristiani. Dengan itu kita boleh berkata seperti Yohanes Pembaptis: "Aku harus menjadi yang terkecil dan Dia (Kristus) harus menjadi besar."
Selamat pagi. Salam dan doa berkatku. RD. Pey Hurint