Pada jaman dahulu kala di sebuah kerajaan. Hiduplah seorang putri raja yang cantik bernama Anjani, tidak seperti kebanyakan putri raja yang lain. Dia sangat senang berburu binatang atau sekedar jalan – jalan di hutan.
Dia sangat pandai memanah dan tidak pernah memperdulikan perintah permaisuri untuk memanjakan tubuhnya, seperti mengggunakan masker, luluran, dan sejenisnya. Dia sama sekali tidak menyukai hal tersebut.
Suatu hari, Anjani menolak seorang pangeran dari negeri seberang yang telah di jodohkan dengannya.
“ saya tidak menyukai pangeran itu, Ayah. Saya ingin mencari sendiri calon suami saya.”
Raja tidak berkutik dengan penolakan putrinya. “ Baiklah! Ayah mengizinkanmu pergi mencari calon suamimu.”
Berangkatlah putri anjani, dia pergi dengan menunggang kuda melewati gunung, bukit dan banyak desa. Namun, belum dijumpainya seorang lelakipun yang membuat dia jatuh cinta.
Hingga suatu hari, tibalah dia di suatu hutan. Timbul keinginan Putri Anjani untuk berburu binatang dan jalan – jalan di dalam hutan. Putri Anjani memacu kudanya kedalam hutan dan melupakan tujuannya semula.
DONGENG KISAH PUTRI ANJANI DARI NUSA TENGGARA BARAT
Di atas bukit, ada padang rumput yang cukup luas. Putri Anjani menambatkan kudanya di slah satu pohon dan mempersiapkan panahnya. Dengan gesit, Putri Anjani membidikkan panahnya ke arah seekor kijang yang sedang memakan rumput. Tiba – tiba, seseorang menampar tangannya dari samping.
“ hentikan perbuatan jahatnya itu!”
Putri Anjani terkejut dan menoleh. Seorang pemuda menatap marah kepadanya. Putri Anjani balas marah.
“ hei, pemuda desa! Apa hakmu melarangku? Apa kamu tidak mengenal siapa aku?” kata Putri Anjani sombong.
“ Aku mengenalmu sebagai orang yang sombong!” jawab si pemuda. “ Engkau tidak kasihan membunuh binatang – binatang tidak berdosa itu untuk kesenanganmu?”
“ Lihatlah aku, Pemuda Desa! Aku Putri Anjani dari kerajaan!” Pemuda desa itu tertawa. “ Siapa yang peduli?”
Kemarahan Putri Anjani meledak. Mereka saling bertengkar hingga akhirnya berkelahi. Perkelahiannya tidak ada yang menang dan kalah, keduanya sama – sama tangguh. Ketika senja berganti malam, tiba – tiba tubuh putri anjani terangkat oleh sebuah awan hitam dan menghilang. Tinggal suara ringkik kudanya yang masih tertambat di pohon.
Pemuda desa segera tahu bahwa perbuatan itu dilakukan oleh nenek sihir yang tinggal di hutan. Dia segera mengejar nenek sihir itu ke gua. Di sana putri anjani sudah diikat dan siap dimasukan kedalam kuali besar untuk di masak. Melihat kelebat pemuda desa, putri anjani memberi isyarat minta tolong.
“ aku akan menolongmu, asalkan engkau berjanji tidak akan membunuh binatang untuk bersenang – senang dan tidak bersikap sombong lagi.”
Putri Anjani menyetujui syarat itu. Setelah mengelabui nenek sihir di pintu gua. Pemuda desa membebaskan putri anjani dan membawanya lari. Dari kejauhan terdengar suara kemarahan nenek sihir.
“ Hihihi...awas kalian! Akan kukejar!”
Pemuda desa dan Putri Anjani terus berlari. Namun, untuk sampai di kota dan kerajaan masih sangat jauh.
“ bawalah aku ke rumahmu,” kata Putri Anjani.
Pemuda desa menyetujui permintaan Putri Anjani. Berminggu – minggu kemudian, putri anjani tinggal di rumah pemuda desa bersama dengan ibu si pemuda. Pada bulan berikutnya, Putri Anjani mengajak pemuda desa ke kerajaan untuk mengenalkan pada sang raja bahwa ia telah menemukan kekasih hatinya. Yaitu seorang pemuda desa sederhana yang membuat Putri Anjani belajar banyak tentang kehidupan.