Seni Merajut Daun Lontar
Edittor: Silverius
Salah satu kebiasaan dalam kehidupan sosial masyarakat adat Nobolekan atau saat ini secara administratif pemerintahan dikenal dengan Desa Bungamuda adalah Hewa Kian. Kebiasaa ini sudah ada dan melegenda sejak zaman nenek moyang orang Nobolekan. Akan Tetapi pada kesempatan ini, penulis mengganti nama Desa Bungamuda agar mudah untuk diingat.
Ditengah Kemajuan teknologi seperti saat ini, ketika orang berbicara mengenai Hewa Kian, kegiatan ini bukan sesuatu yang baru bagi kita yang sudah mengetahuinya. Juga Hewa Kian tidak punya daya tarik kuat dan bisa di sertakan dalam festival seni seperti kegiatan yang lainnya untuk diketahui oleh orang luar. Hanya saja penulis merasa sangat perlu untuk menulis ini karena beberapa alasan pendukung yaitu; pertama, Hewa Kian sebagai suatu seni dalam menata dan merajut serta menganyam daun lontar yang sudah hampir dilupakan oleh generasi muda. kedua, sebagai bahan referensi jika ada yang membutuhkan pengkajian ilmiah, ketiga, agar supaya suatu seni ini terdokumentasi rapih dan dapat dibaca oleh semua orang.
*********
Kegiatan seni ini dimulai dari dua kata dalam bahasa Lamaholot yaitu Hewa Kian. Hewa artinya merajut/menjahit, Kian artinya daun lontar kering. Penulis mencoba menjelaskan sedikit mengenai Hewa Kian itu sendiri. Hewa Kian dalam bahasa Lamaholot dialek Ile Ape merupakan suatu kegiatan menyusun dan menjahit satu per satu helai daun lontar yang telah dipisahkan helai per helai pada sebilah bambu yang telah diraut hingga membentuk suatu kesatuan yang panjang.
Kegiatan Hewa Kian yang unik ini penulis angkat lantaran alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan Hewa Kian ini tanpa bantuan alat-alat moderen. Namun pada persiapan alat dan bahan dibutuhkan alat moderen ini. Namun, pada umumnya mereka hanya menggunakan alat yang dibuat sendiri dari bahan-bahan alami. Alat dan bahan yang digunakan tersebut adalah dapat di uraikan sebagai berikut:
Hewa Kian dalam Kebiasan Masyarakat Bungamuda |
Alat yang digunakan dalam proses Hewa Kian adalah:
Penasing
Penasing merupakan alat yang terbuat dari bilah bambu yang diraut sedemikian rupa hingga menghasilkan kedua bagian yang runcing dan tajam. Fungsinya memudahkan dalam menusuk daun lontar kering yang agak keras itu sampai berlubang sehingga nuk bisa masuk. Ketika proses menjahit helaian perlu diperhatikan kerapian agar tidak mudah terlepas. Bagian penting dari penasing ini adalah lubang pada bagian tengah yang berfungsi seperti lubang jarum tempat memasukan benang. Namun benang yang digunkan untuk kegiatan hewa kian ini adalah helaian lontar.
Bahan Yang Digunakan dalam proses Hewa Kian adalah:
Nuk
Kian
Meda
Meda merupakan helaian bambu yang di raut dengan panjang berfariasi. Ukuran lebar meda antara 1,5 samapi 2,5 cm dengan panjang anata 2 meter, namun ada juga menggunakan meda sampai 3 meter tergantung kebutuhan.
Setelah Proses Rajutan Selesai: Menjadi Kian |