Hidup Itu; "Bodoh Amat"
Editor: Negeri Paus
Hidup yang dijalani akan selalu sulit jika anda terus memikirkan hal yang sulit, juga sebaliknya apabila anda menjalani hidup dengan santai dan “bodoh amat” maka akan terasa santai dan “bodoh amat”.
Istimewa |
Mengeluh memang bisa meringankan sepertiga dari beban mu dan menghapus seperempat dari air mata mu. Akan tetapi tidak dapat menyelesaikan gejolak setengah hati mu.
Saya tidak berteori lebih jauh karena saya bukan seorang ahli psikologi atau seorang motivator.
Tapi dunia dan hidup bagi saya adalah sesuatu pengalaman yang lupa. Lupa kalau dulu pernah hidup dan lupa pengalaman itu pernah dijalani sebelum hidup sekarang ini.
Bagi beberapa orang, mereka mempercayai jika jiwa kita yang hidup saat ini merupakan jiwa yang pernah hidup dalam tubuh lain. Tubuh jasmani dan rohani adalah suatu kesatuan yang dipadatkan layaknya Hidrogen dan Oksigen yang bersatu kuat membentuk air. Sampai disini anda pasti akan berpikir kalau begitu tubuh kita yang sedang membaca artikel ini saat ini tidak mempunyai roh. Saya mengulangi itu pemikiran beberapa orang yang hanya anda saja yang bisa menilai dan berargumen dengan diri anda sendiri.
Saya mempercayai tubuh jasmani ada rohnya dan jiwa pernah hidup dalam jiwa lain itu tidak mungkin. Kedengarannya sangat horor apa yang saya sampaikan. Namun, saya cukup menyesatkan pemikiran anda sampai saat ini, juga saya tidak ingin berdebat dengan anda.
Hidup itu cukup untuk dijalani saja. Jangan mengeluh, percayalah akan ada pelangi setelah hujan.
Kita hidup di bumi yang bermata dan mempunyai telinga. Setiap saat bumi yang kita huni ini memperhatikan apa yang kita lakukan dan mendengarkan apa yang kita bicarakan.
Maka, apa yang kita lakukan baik itu jahat maka memori bumi ini akan mengingat apa yang jahat itu dan ketika waktunya, maka bumi ini akan mengirimkan kembali apa yang jahat yang kita lakukan untuk kita nikmati sendiri. Sebaliknya, ketika kita melakukan apa yang baik, maka memori bumi ini akan merekamnya dan mengirimkan kembali apa yang baik yang kita lakukan.
Anda boleh menganggap ini sebagai suatu pemikiran yang lucu-lucu saja. Tetapi jika anda betul-betul menyadari hal ini maka anda akan menjalani hidup yang berkualitas.
Bumi itu hidup selayaknya manusia itu sendiri. Mampu mendengarkan, mampu melihat, merasakan dan membalas apa yang engkau perbuat terhadap sesamamu.
Ketika rumus ini anda pegang dalam hidup anda, saya meyakini anda akan menjalani dengan santai. Sebab anda akan melakukan kebaikan setiap harinya. Ingatlah apa yang engkau perbuat terhadap sekitarmu akan kembali padamu. Jadi jalani hidup dengan santai dan “bodoh amat”.
Ingatlah ketika anda menjalani hidup ini
dengan “bodoh amat” bukan berarti anda menjadi anti sosial. Namun, setidaknya
anda menikmati hidup anda tanpa harus meladeni sesuatu yang tidak bermanfaat
dari orang yang menggunjing anda.
Ingatlah jika anda merasa kepala mu sudah terlalu tinggi, angkatlah kakimu itu dan injak kepalamu. Dengan begitu anda tidak akan merasa sombong dan tetap merendah.