Gambar: Gereja Minggelama di Rote pada Tahun 1920 |
Orang Lamaholot adalah salah satu suku asli yang mendiami wilayah Gugusan Kepulauan Solor, khususnya daerah Lembata, Sebagian Kabupaten Alor, Adonara, Solor, Larantuka dan sekitarnya.
Sebagai suku yang memiliki sejarah panjang dan budaya yang kaya, Orang Lamaholot telah mengalami berbagai pengaruh dari berbagai kebudayaan, salah satunya adalah kebudayaan Portugis.
Pengaruh Portugis ini memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap aspek kehidupan dan kebudayaan masyarakat Lamaholot.
Sejarah Hubungan dengan Portugis
Hubungan antara Orang Lamaholot dengan Portugis dimulai pada abad ke-16 ketika bangsa Portugis mulai menjelajahi dan mengkolonisasi wilayah Nusantara, termasuk Timor dan Flores.
Misi Katolik ini tidak hanya membawa ajaran agama, tetapi juga membawa perubahan dalam aspek kebudayaan dan sosial masyarakat Lamaholot.
Pengaruh dalam Musik dan Tarian
Salah satu bentuk pengaruh Portugis yang paling mencolok dalam kebudayaan Lamaholot adalah dalam musik dan tarian.
Alat musik seperti biola dan gitar yang diperkenalkan oleh Portugis mulai diadaptasi dan dimainkan dalam tradisi musik di Timor. Dan Lamaholot mempunyai salah satu alat musik Unik yakni Dong Gendang.
Selain itu, tarian-tarian dengan nuansa Portugal mulai diperkenalkan dan menjadi bagian dari perayaan keagamaan sedangkan upacara adat masyarakat Lamaholot memang dari turun temurun masih mewarisi kepercayaan Lera Wulan Tanah Ekan.
Pengaruh dalam Arsitektur dan Seni Bangunan
Arsitektur dan seni bangunan juga mengalami pengaruh dari kebudayaan Portugis.
Gereja-gereja yang dibangun di daerah Flores, khususnya di Larantuka, memiliki arsitektur yang mirip dengan bangunan gereja di Portugal.
Selain itu, seni ukir dan kerajinan tangan juga mengadopsi motif dan gaya dari kebudayaan Portugis, menciptakan kombinasi unik antara tradisi lokal dan unsur-unsur baru yang diperkenalkan oleh Portugis.