Menurut informasi dan cerita dari tokoh masyarakat dan kalangan sesepuh (orang tua), dari mulut ke mulut atau secara turun temurun yang merupakan pijakan untuk dijadikan sebagai nara sumber tentang sejarah berdirinya Desa Tlutup, telah dapat ditarik kesimpulan, bahwa Desa Tlutup dahulunya merupakan satu wilayah perdukuhan yang bernama Dukuh Malang masuk kekuasaan Desa Kadilangu.
Namun pada suatu ketika terjadilah konflik antara penduduk atau orang-orang pedukuhan Malang dengan orang-orang Kadilangu (krajan-red) yang menyebabkan para tokoh melakukan mediasi dan musyawarah dengan dukungan masyarakat di Dukuh Malang yang berkehendak untuk memisahkan diri dari wilayah Desa Kadilangu.
Saat itu Ada 3 (tiga) orang yang menjadi tokoh utama sebagai inisiator untuk segera mengakhiri konflik yang terus terjadi berkepanjangan, yaitu dengan pembentukan desa sendiri dan melepaskan diri dari kekuasaan Desa Kadilangu.
Dengan tekad bulat hendak memperbaiki nasib rakyat dan terlepas dari konflik berkepanjangan, setelah menempuh diplomasi, mediasi, negosiasi, koordinasi dan konsolidasi dengan melewati proses panjang, berbelit-belit dan berliku-liku, akhirnya Dukuh Malang berhasil lepas dari Kadilangu.
Berkat jasa 3 orang tersebut (dalam bahasa Jawa: telu) yang telah berhasil dengan gemilang mengakhiri dan menutup (di-tutup; Jawa) permasalahan/konflik dengan mendirikan dan membentuk desa baru, maka desa baru ini disebut Tlutup.
Dalam bahasa Jawa wong “telu” kasil “nutup” yang digabung menjadi “telutup” dengan menghilangkan konsonan “e” menjadi Tlutup.
Nama-nama tokoh masyarakat yang pernah memimpin/Bekel/Petinggi/ Kepala Desa di Desa Tlutup sampai saat ini antara lain :