Mengenang Sosok P. Wim van Deleur, SVD
Gambar: Pater Van Deleur, SVD |
Entah harus bagaimana memulai menulis cerita ini. Tentu yang pasti bagi orang-orang seusia TK/SD di dekade 1982-1983 sungguh mengenal sosok Pastor asal negeri kincir angin yang lahir di Kota Breda-Belanda.
Saya ingin mengulas balik kisah pioner dengan segudang karya besar tertoreh di tanah misi Paroki Maria Bintang Laut Waipukang.
Pater Vande biasa disapa oleh umat yang dilayaninya ketika beliau bersama Pastor Paroki waktu itu juga orang Belanda yakni Pastor Petrus Maria Geurtz, SVD.
Mengapa Tuan Vande sangat dikagumi, dihormati, disayangi umatnya.
Hampir pasti di setiap hari ketika melayani umatnya Pater Vande selalu bersepeda. Ia berkeliling di semua stasi yang berada di seputaran lereng gunung Ile Ape (Ile Lewotolok) Paroki Waipukang Keuskupan Larantuka.
Pater Vande orangnya periang, humoris dan yang menarik yaitu ia berkeliling melayani umatnya dengan sedang menjadi seorang tenaga medis/dokter yang kala itu hampir kurang tersedianya ada rumah sakit/puskesmas.
Jika umat/masyarakat yang sedang sakit atau butuh tindakan pengobatan Pater Vande lah yang ditunggu. Maka ketika beliau melakukan pelayanan misa di sebuah stasi, jangan heran umat Katolik dan non Katolik datang lebih awal menunggunya.
Karya pelayanan luar biasa pantang menyerah, tak mudah tersirat di wajahnya aurah putus asa. Hanya senyuman yang khas, candaan yang lucu mengiringi aktifitas pengobatan yang dilakukannya.
Tas jinjingannya tentu isinya alat dan pelbagai obat yang selalu dibawanya pergi. Melayani dan menyembuhkan, pernyataan yang pantas buat figur imam barat yang meninggalkan sanak saudaran kaya raya dan menghadirjan dirinya untuk mengabdi bagi orang-orang yang menderita dan tak mampu.
Ketika beliau menyerahkan dirinya total bagi banyak orang yang membutuhkannya, tiba-tiba pada tahun 1984 di bulan Juni Pater Vande mengalami serangan penyakit hingga dilarikan ke RS Bukit Lewoleba.
Nasib malang tidak bisa terhindar. Tuhan lebih menyayanginya, Pater Vande menutup mata selamanya. Seluruh masyarakat dan umat Lembata dengan berjalan kaki menuju Lewoleba menghantar jenasah P. Wim van Deleur, SVD berangkat ke Larantuka untuk dikuburkan di sana.
Sumber: Facebook : @Sil Nilan