Kabupaten Lembata
a) Letak geografis
Kabupaten Lembata dengan Ibu Kota Lewoleba yang merupakan
daerah otonom pemekaran dari Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara
Timur berdasarkan Undang – Undang Nomor: 52 Tahun 1999 yang terletak di ujung
Flores. Secara astronomis Kabupaten Lembata terletak antara 8,04 - 8,400LS
dan 123,57 - 122,380BT (BPS Kabupaten Lembata, 2019).
b) Luas wilayah
Wilayah Kabupaten Lembata terdiri atas wilayah daratan dan
wilayah laut. Luas wilayah daratan Kabupaten Lembata seluas 126.639 ha dan luas
wilayah lautan seluas 3.353.995 ha. Luas Wilayah Kecamatan Ile Ape yakni 9.775
ha, Kecamatan Atadei: 14.299 ha, dan Kecamatan Ile Ape
Timur: 3.826 ha (BPS Kabupaten Lembata, 2018). Peta administrasi Kabupaten
Lembata dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Peta Administrasi Kabupaten Lembata |
Gambar 2. 1. Peta Administrasi Kabupaten Lembata
Secara administratif, Kabupaten Lembata terdiri dari 9
Kecamatan dan 144 Desa/7 Kelurahan. Kecamatan Omesuri memiliki desa terbanyak
(21 desa) dan Kecamatan Nubatukan dengan 7 Kelurahan (BPS Kabupaten Lembata,
2019).
c) Batas wilayah
Wilayah bagian Utara berbatasan dengan Laut Flores, bagian
Selatan berbatasan dengan Laut Sawu, bagian Timur berbatasan dengan Selat
Merica (Kab. Alor) dan bagian Barat berbatasan dengan Selat Boleng dan Selat
Lamakera (Kab. Flores Timur) (BPS Kabupaten Lembata, 2018).
d) Iklim dan curah hujan
Hujan Kabupaten Lembata beriklim tropis, dengan musim kemarau hampir sama dengan musim hujan yakni dari bulan April sampai Oktober, sementara musim penghujan dari Bulan November sampai Bulan Maret, dengan curah hujan yang hampir merata, rata-rata hari hujan pertahun 100–180 hari. Rata-rata curah hujan per tahun di wilayah Kabupaten Lembata sebesar 669-1.503 mm/tahun. Suhu udara rata-rata 25,970C – 28,560C sedangkan kelembaban udara berkisar antara 72%-84% dengan kecepatan angin rata-rata 8,0-8,4 knot/jam (BPS Kabupaten Lembata, 2018).
e) Keadaan wilayah
Sebagian besar wilayah Kabupaten Lembata terdiri dari tanah
pegunungan/bukit dan sedikit dataran, yang tersebar di sembilan (9) wilayah
kecamatan, dengan rincian: 55,6% daerah pantai, 37,6% daerah pegunungan/bukit,
1,7% daerah lembah dan 5,1 % daerah dataran. Terdapat beberapa gunung berapi di
wilayah Kabupaten Lembata yaitu Ile Batutara, Ile Ape, Ile Hobal dan Ile Werung.
Selain itu ada juga gunung tidak berapi yaitu
Ile Uyaleun, Ile Mingar, Labalekang, Ile Lamahinga dan Ile Adowajo,
sehingga 65 (enam puluh lima) desa berada di dataran tinggi dan 86 (delapan puluh enam) desa/kelurahan
merupakan desa pesisir (BPS Kabupaten Lembata, 2018).
Sebaran ketinggian wilayah Kabupaten Lembata dari permukaan
laut sebagai berikut 0-50 mdpl (25,248 ha/19,94%), 50-100 mdpl (17.664
ha/13,95%), 100-500 mdpl (53,325 ha/42,04%), 500-1.000 mdpl (28.833 ha/22,77%),
serta ketinggian lebih dari 1.000 mdpl (1.659 ha/1,31%). Sebaran Kelas lereng
wilayah Kabupaten Lembata sebagai berikut: 0-2% (16,044 ha /12,67%), 2-8%
(6.883 ha /5,44%), 8-15% (9.310 ha/7,35%), 15-20% (4.690 ha/3,70%),20-25%
(5.201 ha/4,11%), 25-30% (16.187 ha/12.78%), 30-40% (12.342 ha/9,75%), dan
lebih dari 40% (55.992 ha/44.21%) (RPI2-JM, Bidang Cipta Karya, Kabupaten
Lembata, 2017).
f) Klasifikasi Tanah
dan Jenis Tanah
Klasifikasi kemampuan tanah di Kabupaten Lembata membentuk 5
(lima) satuan peta tanah (SPT) yang merupakan asosiasi atau kompleks dari 6
grup yaitu haplustepts, ustarthents, haplustolls, ustipsamments, haplustands
dan haplustalfs. Klasifikasi tanah di Kabupaten Lembata didominasi oleh SPT 168
(haplustepts dan haplustalfs) yaitu seluas 53,68% wilayah berbahan induk
vulkanik pada sub landform perbukitan volkan dengan relief bergunung.
Haplustepts adalah tanah yang tergolong masih muda, dengan pH sangat masam
sampai netral dengan penampang tanah dangkal dan berbatu terutama di pegunungan
atau perbukitan berlereng curah (Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lembata, 2017).
Tekstur tanah pada umumnya sedang hingga agak kasar dengan
kedalaman efektif sangat dangkal (30-50 cm) dan dangkal (50-60 cm) berbatu
dengan erosi ringan.